Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke is including one of superior agarwood-producing plants and naturally growing in Eastern Indonesia as Nusa Tenggara and Papua. Indonesia has been trading agarwood products both domestically and overseas which one of them is agarwood produced by G.versteegii. This study purpose was to develop an in vitro culture method for mass propagation of G. versteegii. Shoot induction conducted on MS medium supplemented with Benzyl Amino
Keywords: induction of shoot, multiplication, rooting, in vitro, Gyrinops versteegii
ABSTRAKGyrinops versteegii (Gilg.) Domke termasuk salah satu tumbuhan penghasil gaharu superior dan hanya terdapat di Indonesia bagian timur yaitu Nusa Tenggara dan Papua. Indonesia telah memperdagangkan produk gaharu dimana salah satunya dihasilkan oleh G. versteegii baik dalam negeri ataupun luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan metode budidaya in vitro untuk perbanyakan massal dari jenis ini. Penelitian ini dilaksanakan secara tiga tahap yaitu induksi tunas, multiplikasi, dan perakaran. Tahap induksi tunas dilakukan pada media MS yang diberi tambahan hormon BAP (Benzyl Amino Purine) dengan konsentrasi 0,7; 1,0; 1,5; dan 2,0 mg/l. Tahap multiplikasi dilakukan pada media MS yang diberi hormon BAP dengan konsentrasi terbaik dari tahap induksi tunas. Tahap perakaran dilakukan pada media ½ MS yang diberi tambahan hormon NAA (Naphthalene Acetic Acid) 0,01 mg/l dengan hormon IBA (Indole-3-Butyric Acid) konsentrasi 1,0; 2,0; 3,0; dan 4,0 mg/l. Materi eksplan epikotil dengan diberi tingkat konsentrasi hormon BAP 0,7 mg/l menghasilkan jumlah tunas dan panjang tunas tertinggi dibandingkan eksplan lainnya yaitu berturut-turut 4,8 tunas dan 0,41 cm dalam waktu 6 minggu. Perkembangan eksplan terbaik dalam media terbaik dapat meningkatkan jumlah tunas dan pertumbuhan panjang tunas berturut-turut yaitu 0,3 tunas dan 0,28 cm dalam waktu 4 minggu. Eksplan yang paling mudah, cepat dan paling tinggi kemampuan bertunasnya sebagai faktor keberhasilan dalam hal multiplikasi adalah epikotil. Kombinasi perlakuan antara materi eksplan dengan konsentrasi BAP hanya mempengaruhi pertumbuhan panjang tunas. Kombinasi perlakuan hormon NAA dengan konsentrasi hormon IBA tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap pembentukan akar dan pertumbuhan panjang akar.
Kata kunci: induksi tunas, multiplikasi, perakaran, in vitro, Gyrinops versteegiJurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 11 No. 1, Juni 2017, p. 1 -13 2 I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara produsen gaharu terbesar di dunia yang pada akhir tahun 1990 mampu menghasilkan gaharu lebih dari 600 ton/tahun, tetapi sejak tahun 2000 kuota produksinya menurun hingga 10% -15%. Berkembangnya nilai pemanfaatan produk gaharu dibeberapa negara industri juga meningkatkan tekanan terhadap populasi tanaman penghasil gaharu di alam untuk diperoleh produk gaharunya (Sumarna, 2012). Terlebih lagi, kualitas produk gaharu (kandungan resin) yang dihasilkan berasal dari hutan alam lebih baik dibandingkan gaharu hasil inokulan buatan (Jensen, 2003...