Tanaman ubi kayu (Manihot Esculenta) merupakan komoditas yang diprioritaskan serta mudah untuk dibudidayakan. Perakitan tanaman ubi kayu memiliki kesulitan dikembangkan secara generatif sehingga dibutuhkan pendekatan kultur jaringan melalui induksi Friable Embryogenic Callus. Beberapa kendala dalam menghasilkan kalus yang embriogenik yaitu genotip serta eksplorasi dari metode dan protokol induksi FEC dari beberapa varietas ubi kayu masih terbatas. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu induksi FEC pada media GD dengan perlakuan kultivar yang berbeda yaitu Kaspro (V1), Ketan (V2), Kuning (V3) pada media GD, dilanjutkan dengan proliferasi pada kultur suspensi dengan perlakuan jenis auksin yaitu picloram 12 mg.L-1 (P1), 20 mg.L-1 (P1), dan 2,4-D 12 mg.L-1 (P3) dan perbedaan kultivar. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu respon kalus dari kultivar lokal menunjukkan rerata frekuensi dan skor FEC tertinggi terdapat pada Kultivar Kaspro sebesar 51,26% dan skor 4 sebagai kategori kemampuan membentuk FEC tinggi. Pertambahan berat segar tertinggi terdapat pada perlakuan P1 yaitu 1,19 gram serta perlakuan V2P1 yaitu 0,64 gram. Volume suspensi tertinggi terdapat pada perlakuan V1P2 serta viabilitas sel tertinggi terdapat pada perlakuan V3P2.TRANSLATE with x EnglishArabicHebrewPolishBulgarianHindiPortugueseCatalanHmong DawRomanianChinese SimplifiedHungarianRussianChinese TraditionalIndonesianSlovakCzechItalianSlovenianDanishJapaneseSpanishDutchKlingonSwedishEnglishKoreanThaiEstonianLatvianTurkishFinnishLithuanianUkrainianFrenchMalayUrduGermanMalteseVietnameseGreekNorwegianWelshHaitian CreolePersian // TRANSLATE with COPY THE URL BELOW Back EMBED THE SNIPPET BELOW IN YOUR SITE Enable collaborative features and customize widget: Bing Webmaster PortalBack//