Negara Indonesia memiliki rata-rata pengangguran di atas rata-rata dunia pada lima tahun terakhir (2017-2021). Pada Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat kedua pengangguran tertinggi setelah Brunei Darussalam. Hal ini perlu diberi perhatian sesuai Sustainable Development Goals (SDG) poin 1 “No Poverty” dan poin 8 "Decent Work and Economic Growth". Kemdikbud-ristek sebagai lembaga negara Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan meresmikan program magang pada Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) sebagai solusi penghubung mahasiswa dengan industri. Tujuan penelitian ini menganalisis efektivitas Magang MBKM di seluruh Indonesia, khususnya angkatan 1 dan 2 serta menganalisis perbedaan efektivitas kedua angkatan tersebut. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan menganalisis efektivitas dengan Model context-input-process-product (CIPP) dan menganalisis perbedaan dengan uji beda Mann-Whitney serta menginterpretasikan hasil dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program dinilai efektif dari segi persepsi peserta. Perbaikan diperlukan pada peningkatan agenda kepemimpinan, peningkatan pembekalan dari Dosen Pembimbing Lapang (DPL) mengenai refleksi masa depan, sosialisasi dan pengutaraan ide yang baik, penguatan motivasi intrinsik, pemastian kemudahan komunikasi antar-stakeholder dengan peserta, pemastian pemberian evaluasi oleh mentor, kemudahan dalam penyetaraan bobot studi, dan memperbaiki ketepatan waktu dalam penyaluran uang saku. Keefektifan angkatan 1 dengan angkatan 2 tidak jauh berbeda.