ABSTRAKPlasma lucutan korona dengan konfigurasi elektroda multi titik-bidang telah digunakan pada studi ini untuk proses penyempurnaan tahan api dan antibakteri pada kain kapas menggunakan N-metilol dimetilfosfonopropionamida (MDFPA, Pyrovatex CP New) dan kitosan. Kain kapas diberi perlakuan dengan campuran Pyrovatex CP New 400 g/L, asam fosfor 80% 20 g/L, dan kitosan 10 g/L menggunakan metode benam peras-plasma, plasma-benam peras dan plasma-perendaman dengan variasi waktu pajanan plasma 5 -30 menit. Ketiga metode tersebut menghasilkan kain kapas yang tidak meneruskan pembakaran dengan panjang arang bervariasi antara 9,5 -12,2 cm tergantung waktu pemajanan. Sebagai perbandingan, kain kapas yang tidak diberi perlakuan memiliki waktu nyala dan bara masing-masing 7 dan 20 detik serta panjang arang 30 cm, sedangkan cara benam peras-pemanaswetan menghasilkan kain yang juga tidak meneruskan pembakaran tapi dengan panjang arang 16 cm. Hingga batas tertentu, arang yang tersisa semakin pendek dengan semakin lamanya waktu pajanan plasma karena waktu pemajanan yang terlalu lama justru menambah panjang arang. Cara plasma-perendaman menghasilkan aktifitas antibakteri yang relatif lebih tinggi dengan diameter daya hambat sebesar 14 mm daripada plasma-benam peras dan benam peras-plasma yang hanya menghasilkan daya hambat sebesar 13 mm. Meskipun belum maksimum, perlakuan kain kapas dengan Pyrovatex CP New dan kitosan menggunakan plasma lucutan korona telah memberikan sifat tahan api dan antibakteri yang cukup signifikan dan menjanjikan.Kata kunci: plasma lucutan korona, tahan api, antibakteri, N-metilol dimetilfosfonopropionamida, kitosan
ABSTRACTCorona discharge plasma with multipoint-to-plane geometry had been used in this study to confer flame retardancy and antibacterial activity on cotton fabric by using commercially available flame retardant, N-methylol dimethylphosphonopropionamide (Pyrovatex CP New), and chitosan. The cotton fabric was treated with a mixture of Pyrovatex CP New 400 g/L, phosphorous acid 80% 20 g/L, and chitosan 10 g/L by three different methods, i.e. pad-dry-plasma, plasma-pad-dry, plasma-exhaust with plasma exposure time of 5 -30 minutes. All the three methods of treatment produced cotton fabric with no after-flame and after-glow time (0 s) and char-length of 9.5 -12.2 cm depending on the plasma exposure time. For comparison, the untreated cotton fabric had an after-flame and after-glow time of 7 and 20 s respectively, and char length of 30 cm, whereas pas-dry-cure gave the same zero after-flame and after-glow time but with a char length of 16 cm. On the other hand, plasma-exhaust gave higher antibacterial activity with inhibition zone of 3.5 mm, while the other two methods gave only 1.25 and 1.75 for plasma-pad-dry and pad-dry-plasma respectively. In summary, corona plasma treatment with Pyrovatex CP New and chitosan had given the cotton fabric a promising results and significant level of flame retardancy and modest antibacterial activity.