Electronic waste (E-waste) is growing attention at the end of this decade. E-waste must be managed properly. E-waste has a negative impact on the environment. E-waste contain B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun -Dangerous and Poissonous Material). Reverse Logistics (RL) is one of the approaches that able to solve these problems. The use of secondary materials through the process of remanufacturing, recycling, refurbishing, recondition are the strategies for minimizing the number of e-waste. Many companies claim successfully implementing of RL. However, there are no clear indicators or parameters to assess the success of RL implementation. In this research we propose the design of reverse logistics maturity framework. Grounded Theory (GT) is chosen to design this framework. GT is a research methodology involving the construction of theory based on phenomena. This framework will be divided into five levels of maturity: Level Conventional, Managed, Developed, Innovative and Optimized. As a case study we implemented the proposed framework to three consumer electronics companies in Indonesia, and we found that those companies were in the Level Managed.Keywords: Reverse logistics, framework, maturity, waste, level, indicator.
PendahuluanBeberapa isu-isu lingkungan seperti perubahan lingkungan (Climate Change), menurunnya keanekaragaman hayati (biodiversity), pencemaran lingkungan karena adanya B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), keterbasan jumlah sumber daya alam serta masalah waste yang merupakan efek samping dari kegiatan industri secara global, mengharuskan manusia untuk berpikir kreatif dan inovatif. Dikarenakan masalah keterbatasan sumber daya alam serta meminimasi jumlah waste, maka Mutha dan Pokharel [1] mengusulkan perusahaan harus mengimplementasikan beberapa hal antara lain legislation, social responsibility, corporate imaging, environmental concern, economic benefit dan customer awareness. Konsep tersebut diharapkan perusahaan mampu menciptakan produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secondary material sebagai bahan baku.Beberapa teknik telah dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Reverse Logistics (RL) merupakan salah satu teknik yang cukup mendapatkan perhatian dan dianggap sesuai dengan permasalahan e-waste. RL telah diimplementasikan sekitar tahun 1980an. Telah banyak perusahaanperusahaan yang menyatakan keberhasilan implementasi RL dan mendapatkan banyak manfaat.1 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Univesitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Jl. Rungkut Madya Surabaya 60294. Indonesia. Email: pulansari@gmail.com, sukmadewi2004@gmail.com, iriani123456@gmail.com * Penulis korespondensi Stock [2] menganalisis RL merupakan salah satu cara untuk mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan dan membantu untuk memperoleh keuntungan pasar. Di sisi lain, Chouinard et al., [3] menyatakan bahwa dengan integrasi yang baik antara RL dengan sistem informasi yang tepat akan memberikan informasi yang up-date diantara para pelaku supply chain. Survei yang dilakukan ol...