Tulisan ini membahas mengenai dinamika peran intelijen era reformasi yang berkaitan dengan demokrasi dan hak asasi manusia. Reformasi intelijen menempatkan intelijen lebih menyesuaikan diri dengan nilai-nilai reformasi secara ideal. Namun, praktik intelijen pada era reformasi tidak sesempurna yang dibayangkan. Dalam tulisan ini, terdapat peluang dan tantangan intelijen ke depan sebagai bagian dari upaya pengembangan intelijen. Tulisan ini menggunakan teori intelejen demokratik yang dimiliki Uri Bar-Joseph. Kesimpulan dari tulisan ini adalah intelijen sebagai perangkat institusi keamanan negara juga bisa berpeluang besar mendorong nilai-nilai demokrasi jika penegakan undang-undang benar-benar berjalan. Akan tetapi, upaya tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, sebab intelijen masih berhadapan dengan tantangan yang belum bisa terselesaikan hingga saat ini.