Interferensi Bahasa Betawi di Kampung Gondrong Kota Tangerang

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan interferensi bahasa Betawi pada percakapan masyarakat Kampung Gondrong, Cipondoh, Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah dari bahasa lisan masyarakat petutur di Desa Gondrong, Kota Tangerang. Penentuan wilayah penelitian ditentukan berdasarkan letak tempat tinggal peneliti. Adapun informan penelitian ini, yaitu: penutur asli bahasa yang diteliti, tidak memiliki kelainan dalam pelafalan, dan memiliki daya ingat yang baik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan tabel interferensi morfologis dan tabel struktur fonologis. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara, yakni percakapan dianalisis dengan memperhatikan tiap-tiap kata. Data direkam, disimak, dan dicatat. Hal ini untuk melengkapi data yang sudah terkumpul. Analisis data menggunakan metode padan dan agih dengan berbagai teknik yang disesuaikan karakter data yang diperoleh dan tujuan penelitian. Selanjutnya, kata yang menunjukan adanya gejala interferensi morfologis dan fonologis digaris bawahi dan dicatat, selanjutnya kata-kata tersebut dicek kebenarannya dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Gondrong melakukan interferensi morfologis bahasa Betawi dalam dialog sehari-hari. Bentuk-bentuk interferensi yang terdapat pada dialog adalah bentuk kata dan imbuhan (afiks). Bentuk imbuhan yang terinferferensi adalah bentuk prefiks, sufiks, dan konfiks, sedangkan interferensi pada bentuk infiks tidak dijumpai.

Kontak Bahasa Betawi Dan Minangkabai Di Komunitas Mahasiswa Minangkabau Di Ciputat

“…Namun, bagi masyarakat Minangkabau yang lahir di perantauan, separuhnya memakai bahasa Indonesia atau bahasa Melayu untuk dialog keseharian. Sulaeman, Suherman & Mutoharoh (2020) dalam (Alfianika, 2015 menerangkan Bahasa Betawi merupakan bahasa yang dominanya lebih banyak mengambil dari bahasa Melayu. Identitas dialek khas Betawi yang terdapat di kawasan Jakarta Tengah yang paling terlihat yakni hampir seluruh kata diakhiri huruf vokal "e", sedangkan dialek Betawi pada kawasan Jakarta pinggiran hampir seluruh kata diakhiri dengan huruf vokal "a".…”