2011
DOI: 10.3384/cu.2000.1525.113139
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

International Film Festivals: For the Benefit of Whom?

Abstract: Film festivals have become a widespread phenomenon over the last fifty years and are leading events establishing the reputation of film professionals and constitute a well-established field in itself. Studying the cities of Copenhagen and Rome the authors are asking why the public authorities of these cities establish their own film festivals in an already saturated field of international film festivals? The focus is on the strategic responses and work made by two late adopters of film festivals -Copenhagen an… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
6
2

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(5 citation statements)
references
References 39 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Festival film telah menjadi fenomena yang tersebar luas selama lima puluh tahun terakhir (Pedersen, 2011) Secara umum, festival film terbagi dalam empat kategori yakni, identitiy based film festival, genre based film festival, national & regional showcase, dan online film festival (Depita, 2020) Festival film lokal menuntut produksi yang efisien dan ekonomis, namun memberikan hasil akhir yang maksimal (Ratna, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Festival film telah menjadi fenomena yang tersebar luas selama lima puluh tahun terakhir (Pedersen, 2011) Secara umum, festival film terbagi dalam empat kategori yakni, identitiy based film festival, genre based film festival, national & regional showcase, dan online film festival (Depita, 2020) Festival film lokal menuntut produksi yang efisien dan ekonomis, namun memberikan hasil akhir yang maksimal (Ratna, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain itu, berbagai negara pun mengintegrasikan strategi diplomasi publik dengan aktivitas festival film internasional. Seperti festival film internasional yang diadakan di Kopenhagen dan Roma yang bertujuan untuk membangun citra kota tersebut dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung (Pedersen & Mazza, 2011). Dari hal tersebut dapat dilihat signifikansi festival film internasional sebagai salah satu instrumen diplomasi publik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Secara umum festival film dipandang sebagai jenis acara penghargaan, yang bertujuan untuk membangun reputasi profesional film, juga sebagai tempat pertemuan industri film yang menjadi wadah mediasi antara seni dan bisnis (Pedersen & Mazza, 2011). Kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi pihak yang memiliki kepentingan untuk sekedar merayakan usaha yang telah dilakukan, membentuk peringkat dan klasifikasi, hingga membangun identitas.…”
Section: Festival Film Internasional Sebagai Instrumen Diplomasi Publikunclassified
“…O sucesso dos festivais fora do circuito industrial do cinema de Hollywood "(...) está relacionado ao interesse pelo filme de nicho e com valor artístico e ou relevância social" (DE VALCK, 2008, p. 18). Em 1933 foi criada a FIAPF (Fédération Internationale des Associations de Producteurs de Films) e, durante o primeiro Festival de Berlim, em 1951, decidiu-se controlar a "inflação de prêmios", credenciando festivais competitivos MAZZA, 2011;DE VALCK, 2006). Na época, foram credenciados imediatamente Veneza (1932), Cannes (1939) e Berlim (1951; mais tarde Mar Del Plata (Argentina, 1954), Shanghai (China, 1993, Moscou (URSS, 1939-1959), Karlovy Vary (Tchecoslováquia, 1946), Locarno (Suíça, 1946, San Sebastian (Espanha, 1953), Tóquio ( Japão, 1985 e Cairo (Egito, 1976) (DE VALCK, 2006;MAZZA, 2011).…”
Section: Introductionunclassified
“…Em 1933 foi criada a FIAPF (Fédération Internationale des Associations de Producteurs de Films) e, durante o primeiro Festival de Berlim, em 1951, decidiu-se controlar a "inflação de prêmios", credenciando festivais competitivos MAZZA, 2011;DE VALCK, 2006). Na época, foram credenciados imediatamente Veneza (1932), Cannes (1939) e Berlim (1951; mais tarde Mar Del Plata (Argentina, 1954), Shanghai (China, 1993, Moscou (URSS, 1939-1959), Karlovy Vary (Tchecoslováquia, 1946), Locarno (Suíça, 1946, San Sebastian (Espanha, 1953), Tóquio ( Japão, 1985 e Cairo (Egito, 1976) (DE VALCK, 2006;MAZZA, 2011). Perceba-se que cada festival está intrinsecamente ligado à cidade de sua realização, como uma estratégia espacial particular.…”
Section: Introductionunclassified