Interpretasi Struktur Geologi Di Perairan Aru Selatan, Maluku Berdasarkan Data Seismik 2D Multi Channel

Abstract

PProduksi minyak di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1885 ketika sumur minyak pertama di Indonesia berhasil berproduksi pada Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Faktor pemulihan yang rendah mengakibatkan produksi minyak di Indonesia telah menurun karena kurangnya eksplorasi dan investasi pada sektor minyak bumi. Salah satu metode geofisika yang digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon yang pada umumnya memiliki kedalaman yang dalam yaitu adalah metode seismik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan interpretasi geologi terhadap penampang seismik sehingga menampilkan gambaran bawah permukaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) merupakan unit penelitian dan pengembangan dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang melakukan tahapan pengambilan data seismik refleksi terutama di daerah laut. Tulisan ini menggunakan data seismik refeksi pada Line-14, Laut Aru Selatan, Maluku. Data metode seismik multi channel sebanyak 1 lintasan tersebut kemudian diproses menggunakan perangkat lunak pengolahan data seismik. Proses interpretasi menggunakan perangkat lunak interpretasi geologi dengan melakukan picking horizon dari batas formasi dan struktur geologi. Berdasarkan tahapan interpretasi, tatanan stratigrafi daerah penelitian memiliki kesebandingan atas Formasi Kemum, Formasi Kais, Formasi Klasafet, dan Formasi Klasaman bagian bawah. Berdasarkan interpretasi struktur geologi didapatkan kumpulan sesar normal yang dapat diindikasikan sebagai migration pathway dari hidrokarbon.

Identification and Characterization of Gas Hydrate using Marine Seismic and Well Data: South Makassar Strait case study

“…Seismic interpretation is the thoughtful procedure to convey the geologic meaning of seismic data by extracting subsurface information from it, such as structural, formation boundaries, faults, and migration patterns [11]. Based on geological seismic interpretation and Direct Hydrocarbon Indicator (DHI) through bright spot identification, out of 2D post-stack seismic lines that have been interpreted, three of them indicate contrast seismic amplitude appearance of strong bottom simulating reflections that average depth of 2300 m. BSR is located in the Early Pliocene rock formation (Tanjung Formation) which was dominated by shale and intercalated with sandstone and limestone.…”

Petrophysical Analysis to Determine Reservoir and Source Rocks in Berau Basin, West Papua Waters

“…Hydrocarbon exploration in West Papua region has been found on a field located on the Bintuni Bay of the carbonate rocks. These carbonate rocks deposited in shallow sea that have bigger energy environment as sandy limestone and in deeper sea that have low energy environment as shaly limestone (Ustiawan et al, 2019).…”