Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) adalah TB yang disebabkan oleh resistensi kuman tuberkulosis terhadap dua jenis obat anti tuberkulosis (OAT) lini pertama, isoniazid dan rifampisin, baik bersamaan dengan atau tanpa OAT tambahan. Secara global insiden kasus TB MDR pada tahun 2016 berkisar 153.000 pasien dan diantaranya ada 130.000 pasien baru yang memulai pengobatan TB MDR di tahun tersebut, sedangkan keberhasilan terapi TB MDR terhadap pasien yang memulai pengobatan sejak 2014 sebanyak 54%. Total kasus TB MDR pada tahun tersebut juga diketahui pasien meninggal sebanyak 16% dan 8% lainnya gagal dalam pengobatan. Riset ini menggunakan metode deskriptif non-eksperimenal dengan desain penelitian potong lintang yang dilakukan setiap bulan. Data dikumpulkan di Poliklinik TB MDR RSUD dr. Moewardi dari Mei hingga Agustus 2019 melalui penelusuran rekam medis pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki, sebanyak 67 orang (57,26 persen), orang di bawah 60 tahun, sebanyak 103 orang (88,03 persen), dan orang dengan berat badan tertinggi 33 hingga 50 kg, sebanyak 61 orang (52,10 persen). Jenis obat yang paling banyak dikonsumsi yaitu <10 adalah 63 orang (53,80%), tanpa komorbiditas sebanyak 76 orang (64,96%), riwayat tuberculosis yang kambuh sebanyak 39 orang (33,33%), riwayat sosial yang merokok sebanyak 32 orang (27,35%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling umum adalah pria dan orang di bawah 60 tahun. Pola peresepan obat TB MDR berdasarkan jenis obat yang paling umum digunakan adalah kurang dari 10.