Jurnalisme lingkungan merupakan kegiatan jurnalistik yang memberitakan isu-isu lingkungan dan ajakan kepada semua pihak untuk berkontribusi dalam gerakan penyelamatan lingkungan. Berita Matinya ikan paus di Wakatobi merupakan isu lingkungan yang memilik banyak dampak setelah di blow up secara masif oleh banyak pewarta media. Detik.com merupakan salah satu media online yang banyak memberitakan peristiwa tersebut jika dibandingkan dengan media online lainnya, padahal Detik.com bukanlah media yang fokus pada isu-isu lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman, pemaknaan, serta pengalaman wartawan Detik.com dalam menerapkan jurnalisme lingkungan pada pemberitaan matinya ikan paus di Wakatobi edisi November 2018. Penelitian ini menggunakan metode dan teori fenomenologi Alfred Schutz, dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menujukan bahwa, aspek pemahaman keempat informan mengenai definisi jurnalisme lingkungan dan peristiwa matinya ikan paus di Wakatobi memiliki sisi menarik untuk diberitakan karena menyangkut kepentingan publik. Pada aspek pemaknaan, mereka menilai bahwa peran wartawan dan aksi nyata mejaga lingkungan sangat diperlukan. Pada aspek pengalaman, informan memiliki hambatan saat proses peliputan, berupa hambatan teknis, akan tetapi mereka mampu mengatasinya. Jurnalisme lingkungan merupakan kegiatan jurnalistik yang bermuara kepada penyelamatan dan membangun perdamaian.