Luka bakar yang disebabkan oleh inflamasi dapat mengarah pada kondisi yang parah dan berpotensi fatal, terutama jika luka tersebut terdapat pada area tubuh yang sangat sensitif atau jika luka tersebut terinfeksi Peradangan yang tidak diobati dapat menyebabkan peradangan yang sangat parah, yang dapat merusak sel, jaringan, atau organ tubuh. Akar Sonneratia alba memiliki senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin yang dapat membantu menyembuhkan luka bakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan fitokimia dan efek ekstrak etanolik akar Sonneratia alba pada penyembuhan luka bakar pada kulit tikus.Metode Penelitian: Penelitian menggunakan metode eksperimental. Penelitian meliputi tahap ekstraksi, secara maserasi gunakan pelarut etanol 96%, ekstrak etanol akar S. alba di skrining kandungan kimia. Tahap Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak akar mangrove Sonneratia alba terhadap penyembuhan luka bakar. Hewan percobaan digunakan sebanyak 15 ekor tikus Rattus norvegicus yang menjadi 5 kelompok perlakuan konsentrasi berbeda dilakukan 3 kali pengulangan yaitu: Kelompok kontrol positif gel Bioplacenton, kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak etanol akar S. alba 15%, kelompok ekstrak etanol akar S. alba 30 %, dan kelompok ekstrak etanol akar S. alba 45 %. Pada tahap pengamatan pengukuran diameter daya sembuh luka bakar dilakukan selama 32 hari, menggunakan jangka sorong.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar Sonneratia alba mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, triterpenoid dan senyawa fenolik. Konsentrasi ekstrak etanolik akar Sonneratia alba 15%, 30% dan 45% mempunyai potensi penyembuhan luka bakar pada tikus. Ekstrak akarn etanolik menunjukkan peningkatan daya penyembuhan setelah hari ke-20 lebih cepat dari gel Biopalcenton.