2015
DOI: 10.22303/proporsi.1.1.2015.77-89
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kampanye Sosial Bahaya Bullying Dalam Pergaulan Remaja

Abstract: <p>Bullying merupakan tindakan penyalahgunaan kekuasaan oleh seseorang atau sekelompok orang dilakukan oleh anak-anak remaja dimana perilaku bullying berdampak pada psikologis korban. Rancangan kampanye sosial ditujukan kepada remaja dan anak-anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berada di kota medan. Perancangan Kampanye Sosial digunakan yaitu 5W+1H dan pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil rancangan kampanye sosial berupa media utama berupa poster dan media pendukung berupa … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Nubatonis (2018) mengungkapkan bahwa saat ini, bercanda dan bullying seakan-akan malah tidak memiliki perbedaan sama sekali atau sama saja, sehingga ketika satu pihak melakukan bullying maka si pelaku akan menganggapnya sebagai hal biasa, hanya bercanda, padahal faktanya korban merasa sudah terbullying. Bullying bahkan dijumpain disudut daerah tempat tinggal dan sekolah karena banyaknya remaja yang mengindikasikan bullying sebagai bahan candaan agar suasana pertemanan tidak monoton (Soraya & Rizaldi, 2015) dan ada juga siswa yang melihat temannya mengejek, mengolok-ngolok atau mendorong namun perlakuan itu dianggap sebagai hal biasa terjadi dan menganggapnya sebatas relasi sosial antar teman, padahal hal tersebut adalah bentuk perilaku bullying (Sucipto, 2012). Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Rachman (2019) bahwa siswa sudah terbiasa saling mengejek sebagai bahan candaan yang kerap dianggap bahan candaan yang telah melewati batas dan mengarah ke perilaku bullying.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Nubatonis (2018) mengungkapkan bahwa saat ini, bercanda dan bullying seakan-akan malah tidak memiliki perbedaan sama sekali atau sama saja, sehingga ketika satu pihak melakukan bullying maka si pelaku akan menganggapnya sebagai hal biasa, hanya bercanda, padahal faktanya korban merasa sudah terbullying. Bullying bahkan dijumpain disudut daerah tempat tinggal dan sekolah karena banyaknya remaja yang mengindikasikan bullying sebagai bahan candaan agar suasana pertemanan tidak monoton (Soraya & Rizaldi, 2015) dan ada juga siswa yang melihat temannya mengejek, mengolok-ngolok atau mendorong namun perlakuan itu dianggap sebagai hal biasa terjadi dan menganggapnya sebatas relasi sosial antar teman, padahal hal tersebut adalah bentuk perilaku bullying (Sucipto, 2012). Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Rachman (2019) bahwa siswa sudah terbiasa saling mengejek sebagai bahan candaan yang kerap dianggap bahan candaan yang telah melewati batas dan mengarah ke perilaku bullying.…”
Section: Pendahuluanunclassified