Perbedaan persepsi mengakibatkan meningkatnya kasus bullying yang terjadi di sekolah. Siswa memiliki persepsi yang berbeda mengenai perilaku bullying yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi pelaku tentang bullying dan humor. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deksriptif, memiliki 421 populasi dan 60 sampel pada siswa kelas XII SMK Negeri 3 Padang tahun ajaran 2021/2022. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala model likert dan semantik deferensial. Hasil penelitian ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa persepsi pelaku tentang bullying di SMK Negeri 3 Padang berada pada kategori sedang (66,21%), dapat dilihat dari masing-masing aspek, yaitu bullying fisik berada pada kategori sedang (56,61%), bullying verbal berada di kategori tinggi (73,89%), bullying sosial dan relasional berada pada kategori sedang (64,21%). Sedangkan persepsi pelaku terhadap humor berada pada kategori tinggi (80,76%). Berdasarkan hasil tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi pelaku tentang perilaku bullying yang dilakukan dinilai sebagai humor/candaan ditandai dengan tingginya tingkat humor pada perilaku bullying. Hasil penelitian ini memberikan gambaran akan pentingnya peranan Guru Bimbingan Konseling dalam memberikan layanan informasi, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individual guna untuk mereduksi dan mencegah perilaku bullying.