Kanca Panglima dan Budaya Digital: Pengaruh Perubahan Wayang Catur Auditif Menjadi Wayang Catur Audio Visual

Abstract

This article discusses the influence of digital culture that has an impact on changes in art, Kanca Panglima group in the innovation of wayang chess is the object of this article. The form of this research is descriptive qualitative with data collection techniques used are observation, interviews, and literature studies. The theory of art form change becomes the theory used in dissecting the problems of this article. The results show that cultural changes have an influence in changing the form of 'wayang chess' presentation and the continuity of art depends on the artist. Kanca's creativity in reconstructing the art of wayang chess into a visual performance. That way, the art of wayang chess can be re-recognized and enjoyed by the public, especially Sundanese. Wayang Catur Culture Kanca Panglima Creativity Sundanese Audio-visual This is an open access article under the CC-BY-SA license 1. PendahuluanPerbincangan seni yang memiliki sifat dinamis sudah sering kita temui.Sebuah kesenian pasti memiliki bentuk yang tidak baku. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan yang terus pula berubah. Sebagaimana dikatakan bahwa seni menjadi salah satu unsur dalam kebudayaan (Kluckhohn, 1953). Dengan begitu keberlangsung seni secara tidak langsung dipengaruhi dengan kebudayaan yang terjadi di masyarakat.Seniman yang berada pada era digital mau tidak mau harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sedang berlangsung.