The oil palm (Elaeis guineensis Jacq.)
PENDAHULUANTanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman C3 penghasil minyak nabati yang paling efisien (Lamade et al., 2009; Jaafar dan Ibrahim, 2012) dan mampu tumbuh pada berbagai agroekosistem (Firmansyah, 2014). Kelapa sawit mampu menghasilkan minyak rata-rata 4 ton/ha (Ngalle et al., 2014), 6-10 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh kedelai, biji matahari, biji rapa, dan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelebihan tersebut dapat memangkas biaya lahan, infrastruktur, pemeliharaan, dan panen. Buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sabun, margarin, minyak makan, gliserol, kosmetika, lilin, resin, oleokimia, biomassa, dan biofuel. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat berperan dalam penyerapan gas rumah kaca, mampu menghasilkan oksigen, dan jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversitas atau ekowisata (Goenadi et al., 2005). Indonesia menjadi negara produsen CPO terbesar di dunia mengungguli Malaysia pada tahun 2007. Produksi minyak kelapa sawit mencapai lebih dari 30 juta ton pada tahun 2015. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ditujukan ke China, India, Belanda, Pakistan, dan Jerman.Bibit kelapa sawit umumnya berasal dari benih hibrida (hasil persilangan) antara Dura dan Pisifera (DxP). Penggunaan varietas unggul kelapa sawit hibrida merupakan komponen terpenting dalam lonjakan