Budidaya rumput laut adalah salah satu komoditas ekspor utama di Indonesia. Jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis salah satunya ialah Eucheuma cottonii. Karakteristik yang dimiliki oleh rumput laut yaitu dapat menyerap senyawa di perairan atau bersifat biofilter. Salah satu faktor yang dapat menurunkan mutu rumput laut adalah masuknya bahan pencemar seperti logam berat. Akibat dari masuknya logam berat di perairan ialah adanya akumulasi logam berat pada thallus rumput laut hingga terjadi bioakumulasi dan biomagnifikasi. Metode penelitian ini adalah survey atau observasi dimana data didapatkan dari lapang. Pengujian sampel secara ex situ diantaranya sampel air, sedimen dan rumput laut yang dilakukan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) untuk mengetahui kadar logam berat Pb, Cd, dan As. Hasil kemudian dibandingkan dengan standar baku. Metode analisis data diukur menggunakan Contamination Factor (CF), Index Geo-Accumulation (Igeo), dan Bioconcentration Factor (BCF). Hasil pengujian menunjukkan akumulasi logam berat Pb, Cd dan As berada pada bawah ambang baku mutu dan berada dalam kondisi yang aman. Hasil logam berat Pb, Cd dan As berturut-turut pada rumput laut yaitu 0.0665 mg/kg, 0.516 mg/kg, dan 0.7253 mg/kg. Tingkat kontaminasi logam berat berdasarkan analisis data menggunakan Contamination Factor menunjukkan hasil kontaminasi rendah. Pada indeks Igeo menunjukkan tingkat pencemaran tidak tercemar. Sedangkan pada Bioconsentration Factor menunjukkan hasil akumulasi rendah.