Karakteristik patty burger yang dibuat dari daging itik dengan berbagai persentase tepung talas

Abstract

Penggunaan tepung talas sebagai bahan pengikat pada pembuatan patty burger yang dibuat dari daging itik telah dilakukan. Persentase tepung talas berbeda (0, 5, 10, dan 15%) digunakan sebagai perlakuan. Patty yang dihasilkan dianalisis untuk sifat fisik (kadar air, susut masak, penyusutan diameter, peningkatan ketebalan, tekstur) dan profil sensori (warna, aroma, rasa, tekstur, dan daya terima keseluruhan). Kadar air, susut masak, dan penyusutan diameter dari sampel menurun secara signifikan dengan peningkatan penggunaan tepung talas, tetapi peningkatan ketebalannya meningkat (P<0.05). Warna, rasa, dan penerimaan keseluruhan juga meningkat dengan persentase penggunaan tepung talas yang semakin besar. Sebagai kesimpulan, penggunaan 10 persen tepung talas pada formulasi menjadi perlakuan terbaik dalam pembuatan daging burger.

Karakteristik Saus yang Ditambahkan berbagai Persentase Kuning Telur Itik Asin

“…Duck might considered as secondary poultry among various poultry types for human consumption, particularly for its meat [1,2] with its limited traditional duck meat products [3]. Besides, duck also significant for its egg production, in which salted duck egg could be categorized as the most popular traditional duck egg product found in the mostly found in Asian contries.…”