Indonesia memiliki 106.845 milyar ton batubara dan total cadangan sebanyak 30.19% dari total batubara yang ada di Indonesia. Salah satu diversifikasi energi batubara yaitu melalui peningkatan pemanfaatan batubara kualitas rendah menjadi gas melalui proses gasifikasi batubara. Proses gasifikasi batubara akan menghasilkan gas produser berupa gas sintetis (syngas) dengan komponen utama terdiri dari karbon monoksida (CO), hidrogen (H2), dan metana (CH4). Selain komponen utama tersebut syngas juga masih memiliki kandungan senyawa pengotor yaitu CO2 dan H2S sehingga perlu dilakukan proses pemurnian menggunakan absorben air (H2O). Berdasarkan uji variasi ukuran partikel batubara yang digunakan, batubara dengan variasi -4+2 cm mengalami kenaikan suhu yang lambat dan mampu menghasilkan nyala api total (nyala-redup) selama 5 menit. dengan komposisi syngas CO2 dan CH4 sebesar 0,38% dan 2,11% sedangkan variasi ukuran batubara -8+6 cm menghasilkan CO2 tertinggi sebesar 0,82%. Proses pemurnian syngas pada absorber dengan variasi laju alir absorben air menunjukkan bahwa hasil pemurnian terbaik diperoleh dengan menggunakan laju alir 2 L/menit dengan efektivitas penyerapan CO2 sebesar 39,87%, kadar CO2 setelah pemurnian 2,82%, kadar H2S setelah pemurnian. 12 ppm dan metana setelah pemurnian 3,87%.