ABSTRAKTeknik hidroponik adalah salah satu metode alternatif dalam budidaya hijauan pakan. Tanaman sorgum telah dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif penyedia hijauan pakan. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah menghasilkan tiga varietas sorgum berupa varietas Pahat (P), Samurai 1 (S1) dan Samurai 2 (S2). Ketiga varietas ini dapat dikembangkan sebagai Sorghum Green Fodder (SGF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pertumbuhan, nutrien dan kecernaan SGF dari tiga varietas sorgum yang berbeda yang ditanam secara hidroponik. Perlakuan penelitian pada studi profil pertumbuhan dan nutrisi adalah: 1) P sebagai varietas kontrol; 2) S1 dan 3) S2. Perlakuan pada studi kecernaan in vitro adalah: 1) RL (rumput lapangan); 2) P; 3) S1 dan 4) S2. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Samurai 2 menghasilkan SGF dengan tinggi tanaman dan berat panen segar tertinggi (P<0,05). SGF Samurai 1 mengandung protein kasar tertinggi yaitu 19,26%. Kandungan neutral detergent fiber (NDF) SGF ketiga varietas tidak berbeda nyata. SGF varietas Pahat menghasilkan estimasi RFV tertinggi (P<0,05). Nilai kecernaan bahan kering (BK) dan bahan organik (BO) SGF lebih tinggi dibandingkan rumput lapangan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah SGF Samurai 2 menghasilkan produksi biomassa tertinggi. Kecernaan in vitro SGF varietas Pahat lebih tinggi dibandingkan kedua varietas lain dan rumput lapangan.Kata kunci: Hidroponik, kecernaan In vitro, profil nutrisi, relative feed value, sorghum green fodder ABSTRACT Hydroponics technique is one of the alternative methods for forage cultivation. Sorghum has been developed in Indonesia as an alternative forage. Indonesia National Nuclear Energy Agency (BATAN) has produced three varieties of sorghum (Pahat, Samurai 1, and Samurai 2). These three varieties can develop as Sorghum Green Fodder (SGF). The purpose of this study was to investigate the growth, nutrient, and digestibility profile of SGF from three different sorghum varieties. The treatment of the studies was: 1) P (Pahat) as control; 2) S1 (Samurai 1); 3) S2 (Samurai 2). Treatment on In vitro digestibility study: 1) RL (native grass); 2) P; 3) S1 and 4) S2. Complete randomized design with five replications was used in this study. The results showed that Samurai 2 produced the highest height and fresh weight (21.35 cm and 1.20 kg) (P <0.05). Neutral detergent fiber (NDF) of three varieties SGF was not significantly different. The highest relative feed value (RFV) was produced by SGF from Pahat variety. Dry matter (DM) and organic matter (OM) digestibility of SGF is higher than field grass (P<0,05). The conclusion of this research is SGF Samurai 2 produces the highest biomass production compared to Pahat and Samurai 1 varieties. In vitro digestibility of SGF from Pahat variety is better than other varieties and native grass.Keywords: hydroponics, in vitro digestibility, nutrient profile, relative feed value, sorghum green fodder