2019
DOI: 10.33772/jitro.v6i2.5722
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakteristik Tanaman Sorghum Green Fodder (SGF) Hasil Penanaman Secara Hidroponik yang Dipanen Pada Umur yang Berbeda

Abstract: Tanaman sorgum yang dibudidayakan secara hidroponik dapat disebut dengan sorghum green fodder (SGF). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi performa pertumbuhan, profil nutrisi dan kecernaan in vitro tanaman sorgum hasil budidaya hidroponik yang dipanen pada umur yang berbeda. Perlakuan penelitian meliputi SGF yang dipanen pada hari ke 7, 8, 9 dan 10. Pada pengamatan kecernaan in vitro, keempat perlakuan SGF dibandingkan dengan rumput lapangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap denga… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0
21

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 13 publications
(21 citation statements)
references
References 10 publications
0
0
0
21
Order By: Relevance
“…Cara Penanaman hidroponik relatif mudah dan dilakukan kapan saja, faktor musim bukan sebagai penghambat dalam menanam dengan teknik tersebut karena dapat tumbuh dengan kondisi lingkungan yang tertutup (Ghazi et al, 2011). Hidroponik fodder merupakan budidaya pakan hijauan yang dipelihara dalam waktu 7-14 hari pada media cair dan kondisi yang terkontrol (Jolad et al, 2018;Wahyono et al, 2019). Permasalahan hijauan di lahan terbatas mampu teratasi dengan hidroponik fodder (Chrisdiana, 2018), memiliki kecernaan tinggi (Zahera et al, 2015) dan ramah lingkungan (Al-Karaki and Al-Hashimi, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Cara Penanaman hidroponik relatif mudah dan dilakukan kapan saja, faktor musim bukan sebagai penghambat dalam menanam dengan teknik tersebut karena dapat tumbuh dengan kondisi lingkungan yang tertutup (Ghazi et al, 2011). Hidroponik fodder merupakan budidaya pakan hijauan yang dipelihara dalam waktu 7-14 hari pada media cair dan kondisi yang terkontrol (Jolad et al, 2018;Wahyono et al, 2019). Permasalahan hijauan di lahan terbatas mampu teratasi dengan hidroponik fodder (Chrisdiana, 2018), memiliki kecernaan tinggi (Zahera et al, 2015) dan ramah lingkungan (Al-Karaki and Al-Hashimi, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penanaman green fodder secara hidroponik merupakan metode yang ramah lingkungan dan menghasilkan kualitas fodder yang lebih baik dengan pertumbuhan lebih cepat dan produktivitas yang tinggi (Al-Karaki & Al-Hasimi 2012;Kide et al 2015). Hydroponic fodder merupakan pakan hijauan yang dibudidayakan dalam waktu yang singkat sekitar 7-14 hari pada media cair dan dalam kondisi yang terkontrol (Wahyono et al 2019). Hidroponik fodder dapat menjadi alternatif teknologi untuk menyediakan hijauan dengan kualitas yang baik dengan lahan terbatas serta periode penanaman yang pendek dan produksi yang berkejelanjutan (Chrisdiana 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan hasil penelitian Sneath & McIntosh ( 2003) selama proses germinasi, bahan kering akan hilang disebabkan oleh meingkatnya aktivitas metabolis selama pertumbuhan, energi untuk aktivitas metabolis ini diperoleh dari hasil degragasi dan oksidasi pati dari biji. Wahyono et al (2019) melaporkan bahwa semakin lama umur tanaman maka akan semakin berat biomassa yang dihasilkan. Lama umur panen juga meningkatkan bahan kering dan kandungan bahan organik tanaman Hasil bobot biomassa menunjukkan jenis hijauan yang paling baik digunakan untuk pakan ternak ialah padi atau jagung yang dipanen pada 14 hari setelah tanam.…”
Section: Bobot Hijauanunclassified
“…Hasil tersebut cukup identik dengan produksi berat segar dan rasio konversi yang didapat dalam penelitian ini. Produksi SGF dan rasio konversi yang lebih rendah dihasilkan oleh Wahyono et al (2019b). Dalam penelitian tersebut, SGF Samurai 2 menghasilkan berat segar dan rasio konversi berturut-turut sebesar 0.91 kg dan 4,24.…”
Section: Profil Pertumbuhanunclassified
“…Kandungan ADF pada SGF Samurai 2 adalah yang tertinggi (32,59%, P<0,05) dan nilainya sesuai dengan kisaran pada riset sebelumnya (Wahyono et al, 2018& Wahyono et al 2019b. Kandungan ADF ketiga perlakuan SGF lebih rendah dibandingkan dengan rumput lapangan.…”
Section: Profil Nutrisiunclassified