2017
DOI: 10.20886/jphka.2017.14.1.1-19
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pada Hutan Kayu Putih Di Taman Nasional Wasur, Papua

Abstract: Cajuput (Melaleuca spp. and Asteromyrtus spp.) are widely spread throughout the Wasur National Park forming the cajuput forest. The information on biodiversity level and the ecological condition of cajuput forest are less studied for the last 10 years, especially the condition of vegetation after the utilization of Asteromyrtus symphyocarpa for cajuput oil materials. This study aims to determine the vegetation and diversity of plant species in the cajuput forests in Wasur National Park. The method used in this… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hal ini menyimpulkan bahwa Tali kuning dapat dibudidayakan dengan mudah pada media tanam yang tersedia disekitar kita. Dengan keberhasilan ini kiranya, usaha perbanyakan tumbuhan obat ini dapat mulai digalakkan guna memperbanyak ketersediaan tumbuhan ini, mencegah kepunahan, melindungi dan melestarikan kearifan lokal etnobotani di tanah Papua (Winara, & Mukhtar, 2016), serta memperoleh manfaat ekonomi dari tumbuhan obat (Winara, Siarudin, Junaidi, Indrajaya, & Widiyanto, 2017). Praktek penanaman atau perbanyakan tumbuhan obat ini dapat dilakukan di kebun masyarakat dengan pola agroforestry (Suhartono, & Winara, 2018), maupun di pekarangan rumah sebagai bagian dari tumbuhan obat keluarga (TOGA).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Hal ini menyimpulkan bahwa Tali kuning dapat dibudidayakan dengan mudah pada media tanam yang tersedia disekitar kita. Dengan keberhasilan ini kiranya, usaha perbanyakan tumbuhan obat ini dapat mulai digalakkan guna memperbanyak ketersediaan tumbuhan ini, mencegah kepunahan, melindungi dan melestarikan kearifan lokal etnobotani di tanah Papua (Winara, & Mukhtar, 2016), serta memperoleh manfaat ekonomi dari tumbuhan obat (Winara, Siarudin, Junaidi, Indrajaya, & Widiyanto, 2017). Praktek penanaman atau perbanyakan tumbuhan obat ini dapat dilakukan di kebun masyarakat dengan pola agroforestry (Suhartono, & Winara, 2018), maupun di pekarangan rumah sebagai bagian dari tumbuhan obat keluarga (TOGA).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified