Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) Pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi, Badung, Bali

Fania, Bella; Trilaksana, I Gusti Ngurah Bagus; Puja, I Ketut

doi:10.19087/imv.2020.9.2.177

Cited by 8 publications

(11 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kondisi ini menyebabkan peningkatan biaya produksi. Meningkatnya biaya IB cenderung menurunkan pendapatan peternak (Sugiarto et al, 2019), namun IB mampu menghasilkan pedet yang lebih berat pada saat penyapihan (Rodgers et al, 2012) dan juga menghemat biaya pemeliharaan pejantan (Fania et al (2020). Performa reproduksi sapi yang tinggi diperlukan agar inseminasi buatan dapat menguntungkan para peternak sapi (Sugiarto et al, 2019)…”

Section: Biaya Produksiunclassified

Analisis Ekonomi Usaha Sapi Potong Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Program Inseminasi Buatan Di Kecamatan Waelata

Sofiyanto,

Tatipikalawan,

Jesajas

2024

Agrinimal

View full text Add to dashboard Cite

Rendahnya adopsi teknologi inseminasi buatan (IB) disebabkan peternak masih ragu dengan nilai ekonomi yang didapat dari mengikuti program tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui besar biaya produksi dan pendapatan peternak sapi potong, kontribusi ternak sapi potong terhadap total pendapatan dan perbedaan pendapatan dan kontribusi pendapatan peternak sapi potong yang mengikuti dan yang tidak mengikuti program inseminasi buatan (IB). Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Waelata yang merupakan salah satu wilayah pengembangan sapi potong di Kabupaten Buru. Sampel wilayah sebanyak 3 desa diambil secara purposive sampling dan sampel responden sebanyak 85 peternak yang terdiri dari 30 responden mengikuti program Inseminasi buatan (IB) dan 55 responden yang tidak mengikuti. Pengambilan data menggunakan metode focus discussion group (FGD), survey, dan observasi. Analisis data secara deskriptif, perhitungan ekonomi, kontribusi pendapatan dan analisis uji beda untuk mengetahui perbedaan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar biaya produksi usaha ternak sapi potong yang mengikuti program IB sebesar Rp 5.490.444,- dengan pendapatan Rp. 14.207.022,66 per tahun dan besar biaya produksi yang tidak mengikuti program IB Rp. 2.188.925,91 dengan pendapatan Rp, 7.085.185,01 per tahun. Kontribusi pendapatan dari usaha sapi potong hasil IB 46,89% lebih besar dari yang tidak mengkuti program IB 32,69% dan merupakan cabang usaha. Terdapat perbedaan pendapatan antara usaha sapi potong yang mengikuti dengan yang tidak mengikuti program IB. ABSTRACT The low adoption of artificial insemination (AI) technology is because breeders are still unsure about the economic value gained from participating in the program. The aim of this research is to determine the production costs and income of beef cattle breeders, the contribution of beef cattle to total income and the difference in income and income contribution of beef cattle breeders who participate and who do not participate in the artificial insemination (AI) program. The research was carried out in Waelata District, which is one of the beef cattle development areas in Buru Regency. A regional sample of 3 villages was taken using purposive sampling and the sample of respondents was 85 breeders consisting of 30 respondents who participated in the Artificial Insemination (AI) program and 55 respondents who did not. Data collection used focus group discussion (FGD), survey and observation methods. Descriptive data analysis, economic calculations, income contribution and analysis of difference tests to determine income differences. The results of the research show that the production costs for beef cattle businesses that take part in the AI program are IDR 5,490,444,- with an income of IDR. 14,207,022.66 per year and the production costs that do not participate in the IB program are Rp. 2,188,925.91 with an income of Rp. 7,085,185.01 per year. The income contribution from beef cattle businesses resulting from IB is 46.89% greater than those that do not participate in the IB program 32.69% and are business branches. There is a difference in income between beef cattle businesses that participate and those that do not participate in the AI program.

show abstract

Section: Biaya Produksiunclassified

Analisis Ekonomi Usaha Sapi Potong Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Program Inseminasi Buatan Di Kecamatan Waelata

Sofiyanto,

Tatipikalawan,

Jesajas

2024

Agrinimal

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…They must be careful in observing changes in the behavior and physical appearance of cows that show heat. Accurate identification and monitoring will ensure that insemination is done at the right time, thereby increasing the chances of successful insemination (Fania, Trilaksana, and Puja, 2020). Inseminators should also have good knowledge of semen quality and select high-quality semen for artificial insemination.…”

Section: Multiple Linear Analysismentioning

confidence: 99%

Factors Supporting the Success of Artificial Insemination in Beef Cattle in East Langsa District Langsa City

Mastuti,

Setiawan,

Basriwijaya

2023

JIA (J. Ilm. Agribisnis)

View full text Add to dashboard Cite

Cattle farming plays a crucial role in ensuring food security and meeting the protein requirements of humans. It is not only appealing due to its simplicity in care but also because it can make use of plant-based feed. Artificial insemination (AI) can be employed to boost the cattle population. This study aimed to analyze the factors influencing the success of AI in beef cattle within the East Langsa District of Langsa City. The sampling method utilized was purposive sampling, involving 42 respondents. Statistical analysis involved classical assumption tests, multiple linear regression, and hypothesis testing to identify the factors impacting the success of AI in beef cattle. Data processing was conducted using the SPSS computer software. The results revealed that the AI tool variables (X2), including inseminator origin, inseminator service, AI success rate, and AI equipment, had a significant effect (significance value 0.010) on the success of artificial insemination (Y). Similarly, the inseminator variable (X4), involving inseminator ability without special education, AI special education, inseminator ability to detect cattle in heat, and the inseminator's capability to insert frozen semen into the uterus even when the animal is not in heat, demonstrated a significant impact. Conversely, examining the livestock condition variable (X1), such as no sick cows in the last year, cows in good health before AI, and yearly calving, did not exhibit a significant effect (significance value 0.816). Further research is urgently required, incorporating additional variables to strengthen the factors that can enhance artificial insemination and increase livestock production.

show abstract

“…Aplikasi bioteknologi seperti Inseminasi Buatan (IB) telah banyak digunakan. IB merupakan teknik dalam bidang reproduksi ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak tanpa membutuhkan seekor pejantan (Fania, 2020). Teknologi fertilisasi secara in vitro (FIV) merupakan pemanfaatan limbah embrio betina (Kaiin et al, 2008).…”

Section: Pendahuluanunclassified

“…Kriopreservasi gamet, stimulasi ovarium dan regulasi siklus, pembekuan embrio dan kloning merupakan contoh-contoh inovasi lain di bidang bioteknologi (Ombelet & Van Robays 2015). Pengalaman serta pengetahuan inseminator berpengaruh terhadap keberhasilan inseminasi, beberapa faktor penting yang harus dimiliki oleh inseminator yaitu pengetahuan terkait IB, keunggulan IB dan waktu yang tepat untuk mengawinkan hewan ternak (Fania et al, 2020). Selain faktor yang dimiliki oleh pelaku inseminasi, kondisi hewan ternak juga perlu diperhatikan seperti kondisi sapi betina dan fase birahi.…”

Section: A Inseminasi Buatanunclassified

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan Untuk Peningkatan Kualitas Hewan Ternak Di Sulawesi Selatan

Hajrah

Hafsan²,

Zulkarnain³

et al. 2022

Teknosains: Media Informasi Sains dan Teknol.

View full text Add to dashboard Cite

Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang identik dengan pemanfaatan proses biologis, organisme atau sistem untuk mengahasilkan produk yang berfungsi meningkatkan kualitas hidup manusia. Tingginya permintaan pasar dan meningkatnya kebutuhan manusia terhadap hewan ternak menjadi alasan dikembangkannya berbagai metode di bidang peternakan. Rendahnya penggunaan teknologi dan pengetahuan peternak menjadi alasan perlunya dikembangkan metode bioteknologi di berbagai daerah termasuk Sulawesi selatan. Sehingga artikel review ini bertujuan untuk mengkaji aplikasi metode bioteknologi di bidang peternakan sebagai upaya perbaikan produktivitas dan mutu genetik hewan ternak. Beberapa aplikasi bioteknologi seperti Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), Fertilisasi In Vitro (FIV), sexing spermatozoa dan kriopreservasi telah diterapkan dan mampu menunjukkan peningkatan produksi populasi, mutu genetik dan pemuliaan pada hewan ternak

show abstract

Keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) Pada Sapi Bali di Kecamatan Mengwi, Badung, Bali

Cited by 8 publications

References 0 publications

Analisis Ekonomi Usaha Sapi Potong Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Program Inseminasi Buatan Di Kecamatan Waelata

Analisis Ekonomi Usaha Sapi Potong Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Program Inseminasi Buatan Di Kecamatan Waelata

Factors Supporting the Success of Artificial Insemination in Beef Cattle in East Langsa District Langsa City

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Peternakan Untuk Peningkatan Kualitas Hewan Ternak Di Sulawesi Selatan

Contact Info

Product

Resources

About