Penelitian ini bertujuan untuk meneliti (1) persentase kekerabatan bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun, (2) perkiraan waktu pisah atau usia bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun, dan (3) bentuk kekerabatan antara bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan menerapkan teknik leksikostatistik dan glotokronologi serta pengkaidahan bunyi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 kosakata bahasa Jawa dan 30 kosakata bahasa Batak Simalungun yang bersifat relik dari bahasa Proto-Austronesia (PAN), yang berarti bahasa Batak Simalungun lebih banyak mempertahankan bentuk relik daripada bahasa Jawa. Dari penghitungan kuantitatif, ditemukan bahwa persentase kekerabatan bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun adalah sebesar 29% dan termasuk berkerabat dalam tingkat rumpun. Selain itu, bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun pernah menjadi bahasa tunggal yang kemudian berpisah dari bahasa moyangnya sekitar 2.705 -3.173 tahun yang lalu atau antara 1150 SM -682 SM. Sementara itu, bentuk kekerabatan bahasa Jawa dan bahasa Batak Simalungun adalah berupa pasangan identik, kemiripan fonetis, serta korespondensi fonemis /w