Kemampuan Anak Indonesia Menulis Ejaan dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia pada Teks Elektronik

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan anak Indonesia menulis tata bahasa baku melalui karangan pendek yang ditulis dengan media elektronik. Empat ratus teks elektronik hasil karangan anak Indonesia telah diolah menjadi Korpus Cerita Anak Indonesia yang terdiri dari 7.815 token dan 1.650 jenis kata. Berdasarkan hasil analisis frekuensi, ditemukan bahwa ada dominasi penggunaan kata "aku" sebesar 5,6% dibandingkan dengan "saya" yang hanya digunakan sebesar 3,6% dari seluruh token. Dari keseluruhan data, 68% responden menulis esai secara tidak formal, sedangkan 32% responden lainnya memilih berpedoman pada tata bahasa baku Bahasa Indonesia. Unsur tata bahasa yang sering diabaikan oleh anak Indonesia adalah (1) pemakaian huruf besar dan kecil, (2) pemakaian tanda baca, (3) penulisan kata depan, dan (4) pemakaian singkatan. Melalui karangan tersebut terungkap pula, bahwa sebagian besar anak Indonesia mengalami perundungan dan kesulitan memahami pelajaran. Dari tema sosial media, anakanak Indonesia mengaku sudah terbiasa menggunakan gawai dan aktif mengakses TikTok, Instagram, dan Youtube. Mendapatkan hadiah ponsel, mainan, dan sepeda adalah dominasi harapan anak-anak Indonesia sebesar 57%. Sedangkan 53% sisanya memikirkan keinginan mendapatkan waktu yang berkualitas bersama keluarga.

Word Trends in Digital Communication of High School Students in the New Capital of Indonesia (IKN)

“…In many languages, including Bahasa Indonesia, individuals tend to express their thoughts and experiences, naturally using the first-person pronoun ("saya/aku [I]" or equivalents) to assert their involvement in a conversation or text. The findings are in line with previous research related to the use of personal pronouns (Puspitasari, 2022(Puspitasari, , 2023Sholakhuddin Al Fajri, 2017), that language also serves as a means to convey personal opinions and emotions, and self-referential communication often relies on first-person pronouns. Writing style, topic, cultural norms, and personal preferences can influence the relative frequency of pronouns in specific contexts.…”

“…The quantitative aspect involved using electronic tools like Ant-Conc as the corpus toolkit to count words and tokens efficiently (Khairas, 2019;Pham, 2022). This allowed for objective measures and assessment of word frequency and distribution (Hasan, 2021;Puspitasari, 2023).…”