Sejak ditemukannya sinar-X pada tahun 1895, pelayanan radiologi terus berkembang dengan munculnya radiografi digital pada tahun 1979. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas penggunaan radiologi digital dan PACS untuk meningkatkan aksesibilitas, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas perawatan pasien di Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan data envelope analysis (DEA) untuk mengukur efisiensi pelayanan radiologi berbasis film dan layanan radiologi berbasis digital yang dilakukan di suatu rumah sakit, serta mengevaluasi kondisi aktual fasilitas radiologi di RS X (radiologi berbasis film) dan hipotetikal (radiologi berbasis digital). Nilai efisiensi digunakan untuk menentukan efisiensi. Studi DEA terhadap layanan radiologi di Rumah Sakit X membandingkan efisiensi radiologi berbasis film (DMU 1) dan radiologi digital (DMU 2). Dengan asumsi output layanan sama, model berbasis digital mengasumsikan perubahan input. Analisis menggunakan model CCR-DEA menunjukkan bahwa radiologi berbasis digital memiliki efisiensi paling tinggi (skor 1,0), sedangkan radiologi berbasis film memiliki nilai efisiensi sebesar 10,1%. Meskipun DMU 1 memiliki peringkat efisiensi yang rendah, analisis menunjukkan adanya potensi perbaikan dan DMU 2 dinilai efisien secara optimal. Berdasarkan penelitian tersebut, DEA dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan radiologi dengan teknologi tersebut