2019
DOI: 10.32487/jtt.v7i2.750
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kenyamanan Termal Adaptif Rumah Tinggal di Kota Timika Papua

Abstract: Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi di beberapa kota termasuk di Timika. Hal ini menyebabkan kondisi termal yang tidak nyaman serta penggunaan standar kenyamanan ruang yang ada sering berbeda dengan persepsi penghuni sehingga mengakibatkan pemborosan energi pendingin ruang.Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui kenyamanan termal adaptif pada penghuni rumah tinggal sederhana berventilasi alami di kota Timika, yakni kenetralan, keberterimaan dan preferensi te… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Masalah yang muncul adalah sebuah fakta bahwa Indonesia belum memiliki standar kenyamanan termal seperti format ISO 7730 dan ASHRAE Standard 55. Satu-satunya standar kenyamanan kompreshensif di Indonesia adalah hasil penelitian Mom dan Wes Brom dari tahun 1930-an yang menjadi salah satu dasar SNI 03-6572-2001 tentang "Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara" yang sering dipakai sebagai standar kenyamanan aplikasinya masih terbatas untuk bisa digunakan sebagai acuan desain, terlebih untuk bangunan berventilasi alami (Zulfiana, 2019). Studi sebelumnya tentang kenyamanan adaptif yang mengacu pada metode penilaian ASHRAE Standard 55 dan ISO 7730 telah dilakukan Karyono untuk perkantoran di Jakarta (Karyono, 2000) dan Feriadi meneliti perumahan di Yogyakarta (Feriadi & Wong, 2004).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Masalah yang muncul adalah sebuah fakta bahwa Indonesia belum memiliki standar kenyamanan termal seperti format ISO 7730 dan ASHRAE Standard 55. Satu-satunya standar kenyamanan kompreshensif di Indonesia adalah hasil penelitian Mom dan Wes Brom dari tahun 1930-an yang menjadi salah satu dasar SNI 03-6572-2001 tentang "Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara" yang sering dipakai sebagai standar kenyamanan aplikasinya masih terbatas untuk bisa digunakan sebagai acuan desain, terlebih untuk bangunan berventilasi alami (Zulfiana, 2019). Studi sebelumnya tentang kenyamanan adaptif yang mengacu pada metode penilaian ASHRAE Standard 55 dan ISO 7730 telah dilakukan Karyono untuk perkantoran di Jakarta (Karyono, 2000) dan Feriadi meneliti perumahan di Yogyakarta (Feriadi & Wong, 2004).…”
Section: Pendahuluanunclassified