Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bobot kering tajuk dan bobot dompolan (head), menghitung korelasi antara komponen pertumbuhan dan hasil berbagai genotipe sorgum, dan menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung berbagai komponen pertumbuhan dan hasil terhadap bobot dompolan yang dihitung menggunakan sidik lintas pada berbagai genotipe sorgum. Penelitian dilakukan di Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pada April sampai November 2019. Tujuh genotipe sorgum (Super-1, Mandau, P/I 150-21-A CYMMIT, P/F 5-193-C, P/F 10-90-A, UPCA, dan Talaga Bodas) disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi bobot kering tajuk dan bobot dompolan antargenotipe. Genotipe Mandau dan P/F 10-90 A menghasilkan bobot kering tajuk (66,93 g dan 56,46 g) dan bobot dompolan (52,68 g dan 56,81 g) lebih tinggi dibanding genotipe lain. Terdapat korelasi positif antara bobot kering tajuk dengan bobot dompolan (r=0,76**), serta bobot dompolan dengan bobot biji (r=0,90**). Bobot kering tajuk memiliki nilai pengaruh langsung terhadap bobot dompolan sebesar 0,6037. Selain itu, bobot biji memiliki pengaruh langsung terhadap bobot dompolan sebesar 0,7373.