2019
DOI: 10.22146/jsv.43185
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Keragaman dan Intensitas Infeksi Endoparasit Gastrointestinal pada Sapi Bali dengan Sistem Ekstensif di Kabupaten Kupang

Abstract: Tanah Putih Village has the potential for the development of Bali cattle because it has extensive grazing land and the majority of farmers raise Bali cattle. The aim of the study was to obtain data on the diversity and intensity of gastrointestinal endoparasitic infection in Balinese cattle with an extensive breeding system in Tanah Putih Village, Kupang Timur District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara Province. Gastrointestinal endoparasitic diversity was identify using sedimentation and flotation methods w… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

1
1

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 9 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Prevalensi haemonchosis pada ternak ruminansia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersifat endemik terutama pada ternak dengan sistem pemeliharaan ekstensif. Hasil penelitian dari Wirawan et al (2019) endoparasit gastrointestinal pada sapi Bali di Kabupaten Kupang Provinsi NTT pada musim kemarau (April-Juli 2018) adalah Haemonchus contortus (EPG = 100 butir), Oesophagostomum radiatum (EPG = 50 butir), Strongyloides papillosus (Egg Per Gram atau EPG = 50 butir), Bunostomum phlebotomum (EPG = 50 butir), dan Trichostrongylus axei (EPG = 50 butir).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Prevalensi haemonchosis pada ternak ruminansia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersifat endemik terutama pada ternak dengan sistem pemeliharaan ekstensif. Hasil penelitian dari Wirawan et al (2019) endoparasit gastrointestinal pada sapi Bali di Kabupaten Kupang Provinsi NTT pada musim kemarau (April-Juli 2018) adalah Haemonchus contortus (EPG = 100 butir), Oesophagostomum radiatum (EPG = 50 butir), Strongyloides papillosus (Egg Per Gram atau EPG = 50 butir), Bunostomum phlebotomum (EPG = 50 butir), dan Trichostrongylus axei (EPG = 50 butir).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan Bada Pusat Statistik (2013) dari Januari sampai Desember tahun 2010 -2012 adalah 21,9%, 22,3%, dan 44,7%. Keragaman dan tingkat infeksi endoparasit gastrointestinal berdasarkan total telur per gram feses (EPG) pada sapi Bali dengan sistem pemeliharaan ekstensif pada musim kemarau (April -Juli) di Kabupaten Kupang Provinsi NTT adalah Haemonchus contortus (EPG = 100 butir), Oesophagostomum radiatum (EPG = 50 butir), Strongyloides papillosus (EPG = 50 butir), Bunostomum phlebotomum (EPG = 50 butir), dan Trichostrongylus axei (EPG = 50 butir) Wirawan et al, (2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified