Kesehatan Mental Siswa SMP-SMA Indonesia Selama Masa Pandemi dan Faktor Penyebabnya

Abstract

Kesehatan mental pada remaja merupakan permasalahan penting yang perlu diperhatikan. Pandemi COVID-19 membuat permasalahan ini menjadi semakin perlu mendapatkan perhatian serius dari para pemangku kepentingan, terutama terkait dengan implementasi kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya sejumlah keluhan dari siswa terkait pelaksanaan PJJ. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran deskriptif tingkat depresi dan kecemasan pada siswa SMP dan SMA yang sedang menjalani PJJ serta mendeskripsikan beberapa faktor-faktor yang dipersepsikan mengganggu bagi para siswa dan potensial untuk menjadi penyebab kondisi tersebut. Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimental deskriptif kuantitatif dengan melibatkan 629 orang siswa SMP dan SMA di Indonesia yang menjalani PJJ. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan Patient Health Questionaire (PHQ-9), Generalized Anxiety Disorder (GAD-7) dan survey mengenai beberapa faktor yang dirasa mengganggu bagi siswa. Kuisioner diisi secara daring dan statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46% siswa mengalami gejala kecemasan dan 58% mengalami gejala depresi. Adapun faktor–faktor yang perlu untuk diperhatikan dalam kondisi ini adalah terkait akademik dan interaksi sosial siswa terutama dengan teman. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan mengenai pengaruh yang diberikan oleh pandemi serta hubungan faktor akademik dan sosial terhadap kondisi kesehatan mental siswa.

Exploring the implementation of the school-based mental health program for adolescents in Indonesia: A mixed-methods study

“…According to the previous research, students of the junior high schools and the senior high schools in Indonesia suffered mental and emotional problems during the pandemic (Addini et al, 2022). National Survey on Indonesian Teenager's Mental Health of 2022 shows that 15.5 million of the teenagers (34.9%) experienced mental health issues in the last 12 months and 2.45 million of the teenagers (5.5%) experienced mental issues in the last 12 months.…”

Kesehatan Mental Remaja Usia SMA Selama Pandemi Covid 19 (Studi Komparatif Pondok Pesantren Dan Sekolah Umum)

“…Implementasi tindakan pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat memiliki dampak besar pada psikologi siswa remaja. Akibat negatif dari pandemi COVID-19 merambah ke segala aspek masyarakat, tidak hanya kesehatan tetapi juga ekonomi, pendidikan, agama, dan politik (Addini et al, 2022). Efek psikologis negatif diperkirakan akan terjadi dan memburuk ketika anak-anak dikurung di rumah mereka tanpa adanya kegiatan di luar ruangan dan komunikasi interpersonal dengan teman-teman yang seusia.…”

“…Namun, pendidikan online membutuhkan pemikiran, desain, dan implementasi yang sistematis. Tetapi pada keadaan yang mendesak ini terutama Indonesia sebagai episentrum pertama, tidak ada persiapan yang matang, dan format e-learning dapat sangat bervariasi antar daerah dan sekolah yang berbeda (Addini et al, 2022). Oleh karena itu, kami hanya bisa melakukan penilaian umum.…”

“…Anak-anak dengan usia tua secara teknis lebih mampu beradaptasi dengan bentuk pendidikan baru ini. Keluarga atau daerah dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi lebih mudah mengakses teknologi tinggi dan perangkat digital (Addini et al, 2022). Dengan demikian, masih terdapat sebagian besar siswa yang tidak nyaman dengan pendidikan online dan tidak berpartisipasi secara efektif.…”

Cranky Games through Peaceful Values on Improving Early Adolescent Mental Health in Banyuwangi Regency

“…As for previous research, it was stated that many adolescents experienced mental health problems. During the pandemic, the mental health of Indonesian Middle School and High School students showed that 46% of students experienced symptoms of anxiety and 56% experienced symptoms of depression (Addini, S., E., et al, 2022). Meanwhile, the mental health condition of junior high school adolescents in Pekanbaru showed that as many as 78 people (36.1%) teenagers experienced an abnormal mental-emotional condition, as many as 76 people (35.2%) teenagers with a normal mental-emotional condition, and as many as 62 people ( 28.7%) adolescents experience mental emotional conditions in the borderline category (Malfasari, E., et al, 2020).…”