Penelitian ini mengenai kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi, dimana lanjut usia di Kelurahan WEK I merasakan kecemasan dalam menghadapi kematian. Lanjut usia mengalami penurunan daya imunitas tubuh akibat kecemasan dalam menghadapi masa depersonalisasi berupa ketakutan dalam menghadapi kematian. Dan jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Bagaimana dampak kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang peneliti gunakan, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Adapu metode pengumpulan data yang dilakukan yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang berusia 60-75 tahun, sedangkan sumber data sekundernya adalah keluarga yang tinggal bersama lanjut usia, tetangga, warga masyarakat dan lurah. Hasil penelitian yaitu jenis kecemasan lanjut usia dalam menghadapi masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 3 yaitu; kecemasan superego, kecemasan neurotis dan kecemasan psikotis. Lanjut usia yang mengalami kecemasan yang paling banyak adalah kecemasan psikis yaitu sebanyak 5 lanjut usia dengan persentase 50% sedangkan untuk kecemasan superego dan kecemasan neurotis sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Dimana individu yang berada pada fase usia lanjut mengalami masa depersonalisasi di Kelurahan WEK I Kecamatan Padangsidimpuan Utara menjadi 2 yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yaitu: religius, sabar dan berkumpul dengan keluarga. Sedangkan dampak negatifnya yaitu: suasana hati, pikiran dan perilaku. Dampak positif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak religius dan sabar masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak berkumpul dengan keluarga sebanyak 3 lanjut usia atau 30%. Sedangkan untuk dampak negatif terlihat lebih banyak dari lanjut usia yang mengalami dampak suasana hati dan perilaku masing-masing 4 orang atau dengan persentase 40% sedangkan untuk dampak pikiran dengan keluarga sebanyak 3 orang lanjut usia atau 30%.