AbstrakPenyakit kimura adalah kelainan inflamasi kronis, ditandai adanya limfadenopati atau massa jaringan lunak subkutan, tanpa nyeri, sering mengenai daerah kepala dan leher. Pertama kali dilaporkan di Cina pada 1937, disebut limfogranuloma hiperplastik eosinofilik. Tahun 1948, ditemukan keterlibatan komponen vaskular oleh Kimura, sehingga disebut Penyakit Kimura. Rasio perbandingan laki-laki dibandingkan wanita adalah 3.5-9 : 1. Insidensi usia adalah 20-30 tahun. Kasus remaja laki-laki berusia 17 tahun datang ke Poliklinik THT-KL RSHS Bandung dengan keluhan benjolan leher sebelah kiri, daerah parotis, kelenjar getah bening level Ib dan II. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan sebelumnya. Awalnya benjolan berukuran diameter 5 mm, membesar sampai sebesar 90 mm, mudah bergerak dan tidak nyeri pada perabaan. Metode pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan nilai eosinofil 22%, protein 9.4 gr/dL, dan serum IgE 3,8 mg/dL. Ultrasonografi leher menunjukkan massa solid yang dominan dengan bagian kistik di dalamnya yang mengobliterasi sebagian kelenjar parotis kiri. Pemeriksaan biospi jarum halus menunjukkan karsinoma parotis kemungkinan suatu mukoepidermoid. CT-Scan menunjukkan gambaran massa solid di daerah pre-parotis kiri dan lesi hipodens multipel bulat di daerah pre-parotis dan pre-aurikula kiri. Hasil pemeriksaan histopatologis pasca operasi menunjukkan gambaran penyakit kimura parotis. Diskusi pasca operasi, diberikan radioterapi dengan dosis 30 Gy, dilakukan kontrol selama satu tahun, tanpa terapi farmakologis, tidak ditemukan angka kekambuhan penyakit.
AbstractKimura Disease is a rare chronic inflamation characterized by painless lympahadenopathy or subcutaneous soft tissue mass ocasionally affected head and neck region. First reported in China at 1937, termed "Hyperplastic Eosinophilic Lymphogranuloma". At 1948 study by Kimura showed that vascular component involvement, then named as Kimura Disease. Males are more prevalent then females with incidence the of 3.5-9 : 1 and at age of 20th -30th. Case a young male outpatient aged 17th came to ORL-HNS Clinic Hasan Sadikin Hospital Bandung with chief complaint of painless swelling at left neck region, located at parotid region, neck lymph node level Ib dan II. The patient has been having this complaint for about 2 months. The nodule size that was initially 5 mm diameter, is now getting bigger and has reached 90 mm in diameter, the nodule is mobile and painless. Methods blood laboratory showed that eosinofil: 22%, protein: 9.4 gr/dL, and serum IgE value: 3.8 mg/dL. Neck ultrasonography showed that a solid dominant mass with a cyst inside, obliterated the left parotid gland. Fine needle aspiration biopsy revealed that parotid carcinoma suspected mucoepidermoid. CT-Scan result revealed a solid mass at left pre-parotid and multiple hipodense lesion at left pre-parotid and pre-auricle. The result post-operative histopathologic examination result showed a kimura disease appearance. Discussion radiotherapy 30 Gy has been given after the surgery. Follow-up in 1 year period, ...