Background: ACL reconstruction is a surgical procedure that involves grafting tendon tissue (graft) to restore knee stability and joint fixation. Problems after ACL reconstruction include pain, limited ROM, decreased muscle circumference, decreased muscle strength, and decreased functional ability in the lower extremities. Objective: To determine physiotherapy management in cases of post ACL reconstruction dextra with exercise therapy on pain, ROM limitations, muscle circumference, muscle strength, and functional abilities. Methods: Case study with one patient post ACL reconstruction performed for 3 weeks with 5 times evaluation. Pain was measured with VAS. ROM limitation was measured with a goniometer. Muscle circumference was measured by midline. Muscle strength was measured with a sphygmomanometer. Functional ability with IKDC. Research Results: After 5 times of therapy, it was found that there was a decrease in pain, an increase in knee ROM, an increase in muscle circumference and muscle strength, and an increase in functional ability in the lower extremities. Conclusion: Giving exercise therapy to patients post ACL reconstruction can increase muscle circumference and muscle strength so that there is a decrease in pain scale, increased knee ROM, and increased functional ability in the lower extremities.
Latar Belakang: Rekonstruksi ACL merupakan prosedur pembedahan dengan mencangkok jaringan tendon (graft) untuk mengembalikan stabilitas lutut dan fiksasi pada sendi. Problematika pasca tindakan rekonstruksi ACL, yaitu nyeri, keterbatasan ROM, penurunan lingkar otot, penurunan kekuatan otot, dan penurunan kemampuan fungsional pada ekstremitas bawah. Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus post rekonstruksi ACL dextra dengan terapi latihan terhadap nyeri, keterbatasan ROM, lingkar otot, kekuatan otot, dan kemampuan fungsional. Metode: Studi kasus dengan satu pasien post rekonstruksi ACL yang dilakukan selama 3 minggu dengan 5 kali evaluasi. Nyeri diukur dengan VAS. Keterbatasan ROM diukur dengan goniometer. Lingkar otot diukur dengan midline. Kekuatan otot diukur dengan sphygmomanometer. Kemampuan fungsional dengan IKDC. Hasil Penelitian: Setelah dilakukannya terapi sebanyak 5 kali, didapatkan hasil terdapat penurunan nyeri, peningkatan ROM lutut, peningkatan lingkar otot dan kekuatan otot, serta peningkatan kemampuan fungsional pada ekstremitas bawah. Kesimpulan: Pemberian terapi latihan pada pasien post rekonstruksi ACL dapat meningkatkan lingkar otot dan kekuatan otot sehingga terjadi penurunan skala nyeri, peningkatan ROM lutut, dan peningkatan kemampuan fungsional pada ekstremitas bawah.