2018
DOI: 10.29244/jitkt.v10i3.22859
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Klasifikasi Habitat Perairan Dangkal Menggunakan Logika Fuzzy Dan Maximum Likelihood Pada Citra Satelit Multispektral

Abstract: Fuzzy logic has applications in various fields, but has special meaning for remote sensing. Fuzzy logic allows partial membership, a very important property in the field of remote sensing, since partial membership is translated closely to the problem of mixed pixels. The aim of this research is to apply fuzzy logic classification algorithm to map benthic habitat in SPOT 7 and Sentinel 2A satellite imagery, test its accuracy level and compare fuzzy logic classification algorithm with maximum likelihood. Field d… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

1
1

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 20 publications
(27 reference statements)
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Nilai overall accuracy akan menurun seiring bertambahnya kelas habitat dan perbedaan resolusi spasial citra (Table 2). Sangadji et al (2018) mengatakan bahwa keterbatasan resolusi data pengidraan jauh juga menjadi faktor pembatas dalam menghasilkan informasi, meskipun citra satelit mempunyai kemampuan yang baik dalam membedakan habitat pada tingkat kasar atau dengan jumlah kelas yang kecil. Citra SPOT 6 memiliki resolusi spasial sebesar 6 m, citra Sentinel 2A sebesar 10 m, dan citra Landsat 8 sebesar 30 m. Hal ini juga dikatakan oleh Congalton & Green (2008) bahwa kesalahan dalam pendugaan akurasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kesalahan data referensi, sensitivitas skema klasifikasi pada variabilitas pengamat, ketidaksesuaian resolusi spasial data citra dan kesalahan dalam proses pemetaan.…”
Section: Uji Akurasi Hasil Klasifikasiunclassified
“…Nilai overall accuracy akan menurun seiring bertambahnya kelas habitat dan perbedaan resolusi spasial citra (Table 2). Sangadji et al (2018) mengatakan bahwa keterbatasan resolusi data pengidraan jauh juga menjadi faktor pembatas dalam menghasilkan informasi, meskipun citra satelit mempunyai kemampuan yang baik dalam membedakan habitat pada tingkat kasar atau dengan jumlah kelas yang kecil. Citra SPOT 6 memiliki resolusi spasial sebesar 6 m, citra Sentinel 2A sebesar 10 m, dan citra Landsat 8 sebesar 30 m. Hal ini juga dikatakan oleh Congalton & Green (2008) bahwa kesalahan dalam pendugaan akurasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kesalahan data referensi, sensitivitas skema klasifikasi pada variabilitas pengamat, ketidaksesuaian resolusi spasial data citra dan kesalahan dalam proses pemetaan.…”
Section: Uji Akurasi Hasil Klasifikasiunclassified