2017
DOI: 10.20886/jwas.v4i1.2371
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Komposisi Vegetasi Hutan Sekunder Di Nunuka Bolaang Mongondow Utara

Abstract: ABSTRAKHutan sekunder di Indonesia yang mencakup 24,2 % luas daratan Indonesia sebagian besar merupakan bekas pengusahaan hutan. Wacana pengelolaan kawasan hutan ke dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai unit pengelolaan hutan terkecil telah ditetapkan, termasuk pada area hutan sekunder bekas pengusahaan hutan. Pemahaman tentang vegetasi hutan sekunder bermanfaat dalam menentukan arah pengelolaannya di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi, keragaman dan struktur pohon hutan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(1 citation statement)
references
References 14 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hal serupa juga terjadi pada jenis Parapiptadenia rigida di Brazil Tenggara (Souza et al, 2013), Vatica mangachapoi di pulau Hainan (Zhang et al, 2012), dan Shorea robusta di India (Surabhi et al, 2017) yang menunjukkan keragaman dalam populasi yang tinggi. Keragaman ini terjadi disebabkan oleh sebagaian besar pohon sampel berada pada kawasan hutan sekunder yang memiliki populasi jabon putih cukup besar karena sifat pertumbuhan jabon putih sebagai pohon pioner yang secara umum mendominasi areal hutan sekunder (Sudrajat et al, 2014;Wahyuni & Kafiar, 2017;Aththorick et al, 2018). Menurut (Lowe et al, 2018), jenis-jenis pioner umumnya memiliki keragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis-jenis dengan sebaran yang terbatas.…”
Section: Keragaman DI Dalam Populasiunclassified
“…Hal serupa juga terjadi pada jenis Parapiptadenia rigida di Brazil Tenggara (Souza et al, 2013), Vatica mangachapoi di pulau Hainan (Zhang et al, 2012), dan Shorea robusta di India (Surabhi et al, 2017) yang menunjukkan keragaman dalam populasi yang tinggi. Keragaman ini terjadi disebabkan oleh sebagaian besar pohon sampel berada pada kawasan hutan sekunder yang memiliki populasi jabon putih cukup besar karena sifat pertumbuhan jabon putih sebagai pohon pioner yang secara umum mendominasi areal hutan sekunder (Sudrajat et al, 2014;Wahyuni & Kafiar, 2017;Aththorick et al, 2018). Menurut (Lowe et al, 2018), jenis-jenis pioner umumnya memiliki keragaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis-jenis dengan sebaran yang terbatas.…”
Section: Keragaman DI Dalam Populasiunclassified