Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan model komunikasi harmonis antarpemeluk agama, serta faktor pendukung dan penghambat terjadinya komunikasi harmonis di Kota Sorong, Papua Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk memahami proses dan model komunikasi antar pemeluk agama. Subjek penelitian ini tokoh lintas agama di Kota Sorong berjumlah tujuh informan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa proses komunikasi harmonis antarpemeluk agama dilakukan melalui tahapan penataan harmoni dan produktivitas. Tahapan penataan harmoni dilakukan melalui proses menanamkan rasa saling pengertian, toleransi, dan saling menghormati antarpemeluk agama. Tahapan ini menghasilkan produktivitas yaitu terwujudnya kerukunan antarumat beragama, dan melahirkan model komunikasi harmonis yang dibangun berdasarkan kerukunan, toleransi, dan kerja sama. Faktor pendukung komunikasi harmonis adalah adanya peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), peran agama dan budaya, dan implementasi konsep hidup berbagi sebagai karakter khas masyarakat Papua. Faktor penghambatnya adalah adanya kesenjangan sosial-ekonomi, memudarnya nilai adat kebersamaan akibat arus modernisasi, dan komunikasi yang tidak efektif antara pemimpin lokal dengan rakyat, serta dengan pemimpin nasional.