2021
DOI: 10.30656/ps2pm.v3i2.4055
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Komunikasi Pemberdayaan Komunikasi Pemberdayaan dalam Program Urban Farming di Kampung Lukis Ramanuju Kecamatan Citangkil Kota Cilegon Banten

Abstract: Program komunikasi pemberdayaan dalam program urban farming, merupakan program pemberdayaan yang dikhususkan untuk kaum perempuan Kampung Lukis Ramanuju. Tujuan dari program pemberdayaan ini adalah agar kaum perempuan di Kampung Ramanuju dapat berdaya untuk keluarga dan masyarakat sekitar dengan cara menanam tanaman seperti sayuran dan buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan keluarga dan masyarakat. Hasil dalam program pendampingan ini, kelompok mampu menghasilk… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Sedangkan dampak yang diakibatkan dari fenomena video prank adalah adanya pergantian pola konsumsi media, karena dapat terjadinya meniru perilaku orang yang membuat prank serta adanya kecenderungan untuk melakukan tindakan yang sama dengan apa yang mereka lihat dari konten video prank tersebut. Winangsih & Mulyasih (2021) dengan judul Komunikasi Empati Dalam Budaya Prank Di Kalangan Remaja mengungkap bahwa para content creator menjadikan kalangan remaja sebagai sasaran utama dalam menaikan jumlah followers-nya. Terutama untuk menonton konten prank yang ditujukan untuk mengerjai atau menjahili orang lain sehingga dianggap sebagai konten hiburan.…”
Section: Pendahuluan 1latar Belakangunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Sedangkan dampak yang diakibatkan dari fenomena video prank adalah adanya pergantian pola konsumsi media, karena dapat terjadinya meniru perilaku orang yang membuat prank serta adanya kecenderungan untuk melakukan tindakan yang sama dengan apa yang mereka lihat dari konten video prank tersebut. Winangsih & Mulyasih (2021) dengan judul Komunikasi Empati Dalam Budaya Prank Di Kalangan Remaja mengungkap bahwa para content creator menjadikan kalangan remaja sebagai sasaran utama dalam menaikan jumlah followers-nya. Terutama untuk menonton konten prank yang ditujukan untuk mengerjai atau menjahili orang lain sehingga dianggap sebagai konten hiburan.…”
Section: Pendahuluan 1latar Belakangunclassified
“…Sehingga konten prank menjadi salah satu konten yang paling banyak ditonton. Namun seringkali terdapat konten prank yang menimbulkan kemarahan, mencelakai, merendahkan bahkan kerugian bagi korban prank (Winangsih & Mulyasih, 2021).…”
Section: Prankunclassified