ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pemaknaan mahasiswa terhadap konten youtube tentang prank KDRT yang diproduksi oleh Baim Wong dan Paula Verhoeven. Video prank KDRT tersebut menceritakan laporan palsu KDRT kepada Polres Kebayoran Lama. Teori yang digunakan adalah teori analisis resepsi Stuart Hall (Encoding-Decoding) yang memiliki tiga jenis, yaitu Posisi Dominan Hegemoni, Negosiasi dan Oposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemaknaan mahasiswa Universitas Budi Luhur terhadap konten prank KDRT dalam kanal youtube Baim Paula. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan sepuluh informan yang merupakan Mahasiswa aktif Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif, Universitas Budi Luhur. Hasil pemaknaan dengan 50 jawaban informan, terdapat 13 pemaknaan dominan, 15 pemaknaan negosiasi dan 22 pemaknaan oposisi. Hasil penelitian ini. Hasil pemaknaan dengan pemaknaan oposisi mengenai konten prank KDRT yang sempat viral di media sosial paling banyak dimaknai informan. Dengan beredarnya video prank KDRT tersebut, informan menganggap dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap citra kepolisian. Kendati demikian, informan mengatakan masih banyak cara lain untuk membuat konten edukasi mengenai KDRT yang lebih informatif.