Tragedi suporter di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi yang terbesar di Indonesia dan dunia. Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI), memiliki peran dan tanggungjawab yang sangat besar terhadap tragedi tersebut termasuk dalam mengkomunikasikan segala sesuatu kepada publik. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana penggunaan Twitter sebagai alat komunikasi Kemenpora dan PSSI terkait Tragedi Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data penelitian ini berasal dari akun Twitter Kemenpora dan PSSI. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Konten komunikasi Kemenpora dan PSSI di Twitter berkaitan dengan tragedi Kanjuruhan adalah evaluasi kinerja, bertanggungjawab, bantuan untuk korban, mengucapkan dukacita dan kerjasama stakeholder. Kemenpora unggul dalam mengkomunikaskan konten bertanggungjawab, bantuan untuk korban, mengucapkan dukacita dan kerjasama stakeholder dibandingkan dengan PSSI. Sedangkan PSSI hanya unggul dalam mengkomunikaskan konten evaluasi kinerja. Kemudian, narasi komunikasi yang dibangun oleh Kemenpora dan PSSI di Twitter fokus pada pertanggungjawaban atas tragedi Kanjuruhan, tindakan dari pemerintah dan tentang kerjasama dengan FIFA sebagai induk organisasi sepakbola dunia. Lebih lanjut, secara intensitas komunikasi di Twitter, PSSI lebih dominan di bandingkan dengan Kemenpora.