2023
DOI: 10.32884/ideas.v9i1.1253
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konsep Beauty Privilege Membentuk Kekerasan Simbolik

Abstract: This research was conducted starting from the majority of Twitter users who expressed their disquiet about beauty privilege or special treatment for someone who was considered "meeting beauty standards". Therefore, it is important to examine how the form of beauty privilege becomes a form of symbolic violence. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods, and the data collection techniques used are in the form of observation, interviews, and documentation. The results of this study stat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Penelitian terdahulu telah mengidentifikasi bagaimana stigma good looking (kecantikan) telah terjadi di berbagai lingkungan seperti pendidikan, pekerjaan, keluarga, pertemanan, dan masyarakat umum. 7 Di sisi lain, terdapat diskriminasi terhadap mahasiswi yang dianggap tidak memenuhi standar kecantikan (bad looking), yang termanifestasi dalam bentuk kritik langsung terhadap fisik dan penampilan mereka. 8 Studi lainnya juga mengakui bahwa daya tarik fisik menciptakan privilege yang tidak adil bagi mereka yang dianggap memenuhi norma sosial dan persepsi umum tentang "kecantikan".…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian terdahulu telah mengidentifikasi bagaimana stigma good looking (kecantikan) telah terjadi di berbagai lingkungan seperti pendidikan, pekerjaan, keluarga, pertemanan, dan masyarakat umum. 7 Di sisi lain, terdapat diskriminasi terhadap mahasiswi yang dianggap tidak memenuhi standar kecantikan (bad looking), yang termanifestasi dalam bentuk kritik langsung terhadap fisik dan penampilan mereka. 8 Studi lainnya juga mengakui bahwa daya tarik fisik menciptakan privilege yang tidak adil bagi mereka yang dianggap memenuhi norma sosial dan persepsi umum tentang "kecantikan".…”
Section: Pendahuluanunclassified