Konsep Diri Gay Yang Coming Out

Abstract


 Homoseksual di Indonesia, khususnya gay semakin lama semakin menunjukkan keberadaannya. Gay adalah seorang laki-laki yang memiliki ketertarikan baik secara fisik dan emosional kepada laki-laki lainnya (Huegel, 2011). Masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi budaya ketimuran memandang homoseksual sebagai fenomena yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat. Hal tersebut membuat sebagian besar gay memilih untuk menyembunyikan identitas seksualnya. Pada kenyataannya, beberapa gay justru berani mengungkapkan identitas seksualnya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pengungkapan identitas tersebut dikenal dengan istilah coming out (Berger, 1996). Gay yang coming out pada umumnya akan mengalami berbagai penolakan, terutama dari lingkungan sosial yang kurang menerima homoseksualitas (Evans & Broido, 1999). Menurut Burn (1993), umpan balik dari lingkungan merupakan faktor yang dapat memengaruhi pembentukan konsep diri pada individu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk membahas mengenai konsep diri gay yang coming out. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi pada tiga gay yang coming out. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umpan balik negatif dari lingkungan dapat membentuk konsep diri yang negatif pada individu. Begitu juga sebaliknya, individu gay membentuk konsep diri yang positif ketika lingkungannya memberikan umpan balik yang juga positif. Temuan lainnya menunjukkan bahwa umpan balik yang diterima individu dari orang yang tidak penting dalam kehidupannya tidak memengaruhi individu dalam membentuk konsep dirinya.
 
 
 Kata kunci: Konsep diri, gay, coming out.

Portrait of psychological well-being in individuals who have coming out as gender dysphoria

“…Related to the ability to overcome themselves from social pressures, P2 tends not to care about it and in other words does not bother arguments from the social environment so that the behavior presented produces a positive atmosphere. Individuals who have negative perceptions or thoughts about themselves tend to behave negatively as well, according to their perceptions, and vice versa (Asmara & Valentina, 2018).…”

Representasi identitas seksual gay di YouTube

“…Kanal YouTube ini tergabung pada 6 Juni 2019 dengan deskripsi "Max and Yos doing the sweets" yang artinya "Max dan Yos melakukan sesuatu yang manis", yang berarti dalam kanal pribadinya ini Max & Yos membagikan kegiatan romantis keduanya sebagai pasangan. (Asmara & Valentina, 2018) menyatakan dalam konteks pembentukan orientasi perilaku homoseksual, dimana laki-laki mendapat pujian dari perilakunya sebagai homoseksual, maka individu akan mengembangkan perilaku tersebut. (Della, 2014) menyatakan bahwa sentuhan dapat melengkapi makna pesan verbal yang disampaikan; (e) Kontak mata dapat diartikan sebagai fungsi ekspresif yang bertujuan memberitahu seseorang terkait perasaan yang dirasakan (A'yuni, 2019).…”

“…Dari gambar 3 menunjukkan bagaimana Max & Yos terlihat bahagia dengan adegan yang romantis. Sesuai dengan temuan penelitian (Asmara & Valentina, 2018) menyatakan seseorang dapat menjadi gay ketika mendapat pengalaman seksual menyenangkan dengan seseorang dari jenis kelamin yang sama atau mendapat perlakuan menyakitkan dari jenis kelamin yang berbeda. Terbukanya Max & Yos sebagai pasangan seksual gay di YouTube erat kaitannya dengan proses coming out (proses membuka identitas diri dari segi perilaku, pikiran, emosi, dan perasaan secara sadar dan terbuka).…”

“…Video coming out yang diunggah pertama kali di kanal Youtube Max & Yos menunjukkan coming out (proses membuka identitas atau jati diri baik dari perilaku, pikiran, emosi, dan perasaan secara sadar dan terbuka) sebagai seorang gay. Hal ini membuktikan bahwa seseorang memiliki harga diri yang bernilai positif seperti merasa Bahagia dan bisa menerima atau menghargai dirinya sendiri ketika sudah sesuai dengan diri individu yang diinginkan (Asmara & Valentina, 2018).…”

Mengkritisi Perilaku Homoseksual dalam Perspektif Teologi Kristen

“…Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan kontribusi dan referensi di dalam pembahasan topik yang sama tetapi selama ini hanya menggunakan pendekatan psikologi (Asmara & Valentina, 2018;Ayub, 2017) dan etika seksual (Purnama & Tarigan, 2011;Sofyarto, 2018). Pendekatan dari sudut pandang naratif biblika sejauh ini belum terlalu banyak ditemui.…”