2015
DOI: 10.21093/fj.v7i1.263
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konsep Multikulturalisme Perspektif Hadits: Studi Kitab Bulughul Maram

Abstract: Attempting to uncover the basic principles of the subject of multiculturalism with the meaning of the hadits in the book of Bulughul Marom, and their hujjah that can be known for the establishment of their legal. The basic principles concept of multiculturalism contained in the hadits in the book of Bulughul Marom is upholding justice and the rule of law, disputing resolution, realizing of peace and harmony together, the urgent lofty morality and the necessity to respect the human rights, welfare and fostering… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Melalui tradisi lisan, hadis mulai dikumpulkan dalam satu kitab oleh mukharrij (orang yang mengumpulkan hadis dengan sanadnya dalam sebuah buku) pada masa kodifikasi yang dipelopori oleh Muhammad Syihad al-Zuhri atas dorongan dari khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. 1 Meski demikian, tradisi tulis-menulis dalam lembaran sebenarnya sudah dimulai sejak terbentuknya masyarakat Islam awal pada masa Nabi Muhammad SAW dan terus berlanjut. 2 Hanya saja, upaya penulisan hadis belum dilakukan secara masif dan masih bersifat personal-kolektif karena dikhawatirkan tercampur dengan Al-Qur'an yang memiliki posisi hierarki lebih tinggi karena merupakan firman Tuhan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Melalui tradisi lisan, hadis mulai dikumpulkan dalam satu kitab oleh mukharrij (orang yang mengumpulkan hadis dengan sanadnya dalam sebuah buku) pada masa kodifikasi yang dipelopori oleh Muhammad Syihad al-Zuhri atas dorongan dari khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz. 1 Meski demikian, tradisi tulis-menulis dalam lembaran sebenarnya sudah dimulai sejak terbentuknya masyarakat Islam awal pada masa Nabi Muhammad SAW dan terus berlanjut. 2 Hanya saja, upaya penulisan hadis belum dilakukan secara masif dan masih bersifat personal-kolektif karena dikhawatirkan tercampur dengan Al-Qur'an yang memiliki posisi hierarki lebih tinggi karena merupakan firman Tuhan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Terdapat beberapa kitab hadis sekunder yang sering dijadikan objek penelitian karena kemasyhurannya, seperti kitab al-Arba'i> n an-Nawawiyah dan Bulu> g al-Mara> m. 5 Sebaliknya, terdapat pula kitab hadis sekunder yang tidak banyak dikaji, seperti kitab Misyka> t al-Mas} a> bi> h} karya Abu Abdillah al-Tibrizi. Terkait kitab yang disebut terakhir ini, peneliti belum menemukan satu pun kajian mendalam yang mendiskusikannya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kitab kuning sejak lama telah beredar di Indonesia, salah satunya kitab bulughul maram karya al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalany yang berisi tentang hadishadis kajian ilmu Fikih (Mahrus & Muklis, 2015). Kitab ini terdiri sekitar 1500 hadis tentang Fikih dan dijadikan rujukan untuk pengambilan hukum khususnya oleh para ulama madzhab syafi'i (Astriani, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified