Abstrak. Perempuan Minang merupakan salah satu simbol adat istiadat dan budaya di Sumatera Barat. Perempuan Minang menempati posisi penting, sehingga sang anak mengikuti garis keturunan ibu (matrilineal). Perempuan Minang berperan penting dalam beberapa pengambilan keputusan. Sehingga perempuan bisa mempertahankan eksistensi di ruang publik. Budaya Minang yang dianggap unik dan memiliki ciri khas tersebut kemudian sering diangkat ke dalam sebuah film. Tujuan penelitian ini menganalisis bagaimana penggambaran perempuan minang yang ada dalam film "Liam dan Laila". Analisis teks digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kritis. Data yang diambil berupa adegan-adegan dalam film akan dianalisis melalui tiga tahapan menggunakan dasar pemikiran Charles Sanders Pierce melalui, yaitu tanda (sign), objek (object) dan pengguna tanda (interpretant). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam film "Liam dan Laila" terdapat temuan yang merepresentasikan perempuan minang, yakni: (1) perempuan Minang dalam menjunjung tinggi nilai adat dan agama Islam; (2) perempuan Minang berada dalam dalam pengaruh tekanan mamak (paman) dalam pengambilan keputusan; (3) perempuan Minang akan menjadi seorang Bundo Kanduang yang dihormati setelah menikah; (4) perempuan Minang dalam karakter dan perbuatan memiliki aturan yang harus ditaati; (5) perempuan Minang dalam kekuasaan (matriakhat), adalah pewaris harta pusaka dan kekerabatan sehingga harus dijaga keturunannya.