Kontruksi Etika Maduraisme Dalam Kode Etik Akuntan Profesional: Internalisasi Nilai “Gaik Bintang” Dalam Etika Profesi Akuntan

Abstract

<p><em>This article has objectives to concots values of madurese culture’s local wisdoms in order to build the concept of accounting profession’s code of ethics in Indonesia holitically. The main foundation of the holistic accounting profession’s code of ethics in Indonesia is the local wisdoms in which are taken from the madurese culture from the madura folk song entitled “Ghai’ Bintang”. Ghai’ Bintang lyrics are full with God’s value that is implemented in honesty value and this is one of the charasterics of madura people in their daily life. The holistic concept will be very important in this research as the foundation that will be internally fused in the building of the holisctic Indonesian Accountant Code of Ethics with the Ghai’ Bintang song. The Holistic approach is a way in a research in building new concept from the previous one. This research has produced the holisctic Indonesian Accountant Code of Ethics in which based on the values of knowledge principles, competence, defenselesness, grateful, and happiness. Those five principles must be covered with hinesty value as the spearhead of moral that has to be owned by each accountant. Those principles are part of the transformation of God Values that must be applied by every human being in the earth. Thus, this is also a responsibility for each accountant when they take action in their professional activities. Moreover, the implementation of Madura local culture ethical value may become a new foundation of the reformation of accounting profession’s code of ethics in Indonesia in this industry revolution era.</em><strong></strong></p>

Fastabiq al-khairat: Wujud Etika Profesi Berkeadilan

“…Karena tujuan pekerjaan professional akuntan adalah meningkatkan kepercayaan publik atas laporan keuangan perusahaan. Beberapa penelitian sebelumnya pun sudah dilakukan untuk mengkonstruksi kode etik profesi akuntan publik yang bernafaskan kearifan lokal Indonesia yaitu dengan mengangkat nilai-nilai budaya (Djasuli, 2018;Prabowo, 2018). Tak hanya nilai kebudayaan lokal saja, melainkan juga nilai-nilai Islam dan religiusitas yang digunakan sebagai pengkonstruksi kode etik profesi (Matnin, 2018;Muhammad et al, 2020;Putri et al, 2023).…”

Harmonisasi Falsafah “Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agawe Karyo” Dalam Penerapan Good Goverment Governance

“…Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya sebuah konsep baru yang dibangun dari nilainilai kearifan lokal budaya Jawa. Menurut Djasuli (2018), dalam tradisi nilai-nilai kearifan lokal budaya Jawa terdapat sebuah falsafah jawa kuno yang memiliki makna penting dalam proses berorganisasi seperti di pemerintahan saat ini. Falsafah tersebut merupakan warisan budaya Jawa kuno (Lee et al, 2020) namun memiliki makna yang kaya akan budi dan akhlak, falsafah tersebut berbunyi "Noto Roso, Among Roso, Mijil Tresno, Agawe Karyo".…”

Exploration of Ethics of Public Accountants in the Values of the Banjar People's Philosophy of Life

“…Penelitian terhadap etika akuntan dan hubungannya dengan budaya merupakan bidang penelitian baru. Beberapa kajian telah mengungkapkan hubungan etika akuntan dan budaya (Djasuli, 2019;Reraja & Sudaryati, 2019;Sirajudin, 2013) tetapi penelitian ini berbeda. Penelitian ini memberikan kebaharuan dengan mengekplorasi etika akuntan publik dengan menggunakan budaya asli Kalimantan tepatnya falsafah hidup orang Banjar yaitu semboyan waja sampai kaputing.…”