2017
DOI: 10.24034/j25485024.y2013.v17.i2.2237
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kredibilitas Bank Sentral Dan Persistensi Inflasi Di Indonesia

Abstract: The relationship between the credibility of the central bank and the persistence of inflation is still ambigous as this information is crucial in setting the appropriate policy for combating an inflation problem. The objective of this paper is to measure the rate of inflation persistence and to examine the importance of the credibility of the bank central on the persistence of inflation in Indonesia by using the New Keynesian Phillips Curve Hybrid. It is found that the persistence of inflation in the period

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 10 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Guna mengaplikasikan kebijakan moneter yang kredibel dalam kerangka target inflasi, bank sentral perlu memahami inti dari perjalanan inflasi itu sendiri dan fenomena yang menyebabkan terjadinya persistensi inflasi (Hakim et al, 2017). Perilaku pelaku ekonomi akan membentuk ekspektasi inflasi yang bersifat backward looking dimana hal ini dapat sepenuhnya berbeda dengan apa yang diharapkan oleh bank sentral dalam upaya stabilisasi inflasi karena keterbatasan informasi yang dimiliki oleh pelaku ekonomi, oleh karena itu, kelambatan inflasi menuju tingkat equilibriumnya akan mempengaruhi pandangan tentang ekspektasi inflasi oleh pelaku ekonomi (Erceg & Levin, 2003).…”
Section: Actual Inflationunclassified
“…Guna mengaplikasikan kebijakan moneter yang kredibel dalam kerangka target inflasi, bank sentral perlu memahami inti dari perjalanan inflasi itu sendiri dan fenomena yang menyebabkan terjadinya persistensi inflasi (Hakim et al, 2017). Perilaku pelaku ekonomi akan membentuk ekspektasi inflasi yang bersifat backward looking dimana hal ini dapat sepenuhnya berbeda dengan apa yang diharapkan oleh bank sentral dalam upaya stabilisasi inflasi karena keterbatasan informasi yang dimiliki oleh pelaku ekonomi, oleh karena itu, kelambatan inflasi menuju tingkat equilibriumnya akan mempengaruhi pandangan tentang ekspektasi inflasi oleh pelaku ekonomi (Erceg & Levin, 2003).…”
Section: Actual Inflationunclassified
“…Alokasi anggaran pembangunan sebagai instrumen untuk mengurangi ketimpangane konomi tampaknya lebih perlu diperhatikan. Strategi alokasi anggaran tersebut harus mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjadi alat untuk mengurangi kesenjangan/ketimpangan regional (Majidi, 1997 (Hakim dkk, 2012). Berdasarkan kondisi tersebut serta mengingat betapa pentingnya penetapan sasaran inflasi dalam rangka kestabilan perekonomian, maka penting pula untuk mengetahui perilaku dari inflasi itu sendiri yang nantinya dapat dijadikan sebagai referensi perumusan kebijakan dan juga sebagai koreksi kebijakan yang telah dilaksanakan.…”
Section: Ketimpanganunclassified
“…Perilaku inflasi dapat diketahui dari persistensi dari inflasi itu sendiri. Persistensi Inflasi adalah berapa lama kecepatan yang diperlukan oleh inflasi untuk kembali ke kondisi semula setelah terjadinya goncangan atau shock, tingkat kecepatan tinggi menunjukkan bahwa tingkat persistensi inflasi rendah sebaliknya tingkat persistensi inflasi tinggi di tunjukkan oleh lamanya tingkat inflasi kembali ke level ekuilibriumnya (Hakim dkk, 2012). Goncangan atau shocks merupakan suatu kondisi yang menyebabkan keadaan ekonomi menjauh dari posisi alamiahnya, perhitungan atau pengukuran dari persistensi inflasi diperlukan untuk melihat kecenderungan cepat lambatnya pergerakan tingkat inflasi untuk kembali ke nilai normalnya ketika terkena imbas kejutan atau shocks (Hidayati, 2013).…”
Section: Ketimpanganunclassified
“…To ascertain the magnitude and source of persistence of inflation, it is important to know whether inflation has backward-looking elements or is determined by forward-looking pricing (Dua, 2021). Furthermore, to be able to prepare an optimal monetary policy strategy for a persistent inflation rate, a broader understanding is needed, starting from knowing the symptoms of inflation persistence itself, understanding the mechanisms and factors that cause the emergence of symptoms of inflation persistence, microactions that control persistence of inflation, and the effect of trade-offs between stable and elevated prices on persistence of inflation (Hakim et al, 2017).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Previous research has examined a lot of issues related to the persistence of inflation in a region or country. Where the results of the study some relate it to economic variables that are variables in measuring the level of persistence of inflation, such as exchange rate shocks (Bems, 2021;Dua, 2021), the way monetary policy is conducted (Bilici, 2020;Granville, 2019;Hakim et al, 2017;City & Lazaretou, 2011;Van Doorslaer &;Vermeiren, 2021), differences in regional layout (Gajewski, 2018), due to exchange rate regimes ( Caporale &;Gil-Alana, 2020;Wu, 2018), goods and services inflation (Boaretto, 2019), oil price shocks (Oloko, 2021 ;Salunkhe &;Patnaik, 2019), agricultural output in GDP (Duran, 2021), increased taxation progressivity (Geronikolaou et al, 2020), agricultural commodity prices (Tule et al, 2020), and unemployment rate (Albulescu &;Tiwari , 2018;Alogoskoufis, 2018;Ashley, 2020). Meanwhile, in this study, researchers will later use the Consumer Price Index (CPI) as a variable to see the level of persistence of inflation that occurs in Indonesia.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%