Kredibilitas Bank Sentral Dan Persistensi Inflasi Di Indonesia

Abstract

Hubungan kredibilitas bank sentral dan persistensi inflasi masih menjadi kontroversi, padahal kepastian hubungan ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan anti inflasi yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat persistensi inflasi dan menguji dampak kredibilitas bank sentral terhadap persistensi inflasi di Indonesia sejak penerapan inflation targeting framework dengan menggunakan model New Keynesian Phillips Curve Hybrid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persistensi inflasi pada periode Full-Fledged Inflation Targeting (2006:1-2012:3) lebih rendah jika dibandingkan dengan periode Inflation Targeting Lite (2000:1-2005:4). Sementara itu, kredibilitas bank sentral berpengaruh secara signifikan terhadap persistensi inflasi pada saat Indonesia menerapkan Full-Fledged Inflation Targeting, sedangkan pada saat Indonesia masih menerapkan Inflation Targeting Lite, kredibilitas bank sentral tidak berpengaruh terhadap persistensi inflasi. Ini menunjukkan bahwa perilaku inflasi di Indonesia masih bersifat backward looking pada masa penerapan Inflation Targeting Lite dan berubah menjadi forward looking setelah mengadopsi Full-Fledged Inflation Targeting. Perubahan ini ada kaitannya dengan meningkatnya kredibilitas bank sentral pada periode Full-Fledged Inflation Targeting.

Analisis Pengaruh Harga Emas, Nilai Tukar Rupiah dan Suku Bunga dan Derajat Persistensi Inflasi Jawa Barat

“…Hal ini dikarenakan kestabilan inflasi berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara (Simanungkalit, 2020). Faktor-faktor penyebab inflasi adalah adanya tekanan inflasi dari sisi permintaan dan penawaran (Hakim et al, 2018a). Inflasi yang disebabkan oleh sisi permintaan dipengaruhi oleh penerapan kebijakan pemerintah khususnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (seperti penetapan suku bunga).…”

“…Persistensi inflasi dapat diartikan sebagai tingkat kecepatan suatu inflasi kembali pada situasi normal sebelum adanya guncangan atau situasi ekonomi yang menjauh dari posisi alamiah (Robalo Marques, 2004). Periode yang diperlukan untuk kembal pada tingkat ekuilibrium mengindikasikan tinggi ataupun rendah tingkat persistensi inflasi yang terjadi di suatu wilayah (Hakim et al, 2018a). Apabila suatu wilayah memiliki derajat persistensi inflasi yang tinggi maka diperlukan waktu yang lebih lama untuk kembali ke nilai alamiahnya.…”

“…Inflasi dapat dikategorikan menjadi empat kategori yaitu tingkat persistensi inflasi tinggi dan inflasi adalah kuadran 1, kuadran 2 menggambarkan tingkat persistensi tinggi dan inflasi rendah. Jika persistensi inflasi rendah dan inflasi rendah akan berada di kuadran 3 dan kuadran 4 mengindikasikan inflasi yang tinggi dan rendahnya tingkat persistensi inflasi (Hakim et al, 2018b). Sesuai dengan gambar 1 dapat disimpulkan bahwa inflasi dan persistensi inflasi kelompok komoditas di Jawa Barat berada di kuadran 3, yaitu tergolong rendah.…”

Tendensi Forward Looking Behavior Dalam Kredibilitas Bank Indonesia

“…Kredibilitas sangat berpengaruh terhadap persistensi inflasi. Hal ini sebagai akibat dari pelaku ekonomi di Indonesia yang mulai berperilaku forward looking (Waluyo, et al, 2012;Hakim, et al, 2013).…”