Perdagangan dalam bursa efek, khususnya Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meningkat pesat, terlebih dalam masa pandemi Covid-19. Volume transaksi telah menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan menjadi justifikasi bahwa perdagangan bursa lebih didominasi oleh transaksi saham jangka pendek. Maka kebutuhan analisis pembelian saham jangka pendek menjadi penting agar risiko kerugian trader dapat diminimalkan. Alat bantu analisis memanfaatkan TA yang disederhanakan agar menjadi pendukung keputusan aksi jual beli. Dalam artikel ini, disajikan hasil dengan menggunakan metode TOPSIS berdasarkan fleksibilitas nilai yang bisa diterapkan pada kriteria secara majemuk. Kriteria yang dipilih merupakan hasil dari wawancara dengan dua trader profesional yaitu posisi candlestick di atas garis EMA, lonjakan volume transaksi perdagangan atau spike volume, kondisi uptrend yang secara otomatis menjadi benefit serta likuiditas dari volume perdagangan. Hasil dari implementasi dengan pembuatan prototipe aplikasi berbasis web menunjukkan hasil yang cukup akurat setelah dilakukan backtest pada akhir September 2021. Namun masih perlu dilakukan backtest dengan periode yang berbeda karena anomali dalam bursa saham Indonesia yang seringkali bersifat volatile. Salah satu keunggulan dari prototipe ini adalah kebebasan untuk pemilihan kriteria dan nilai yang dimasukkan oleh pengguna dibandingkan mayoritas bot yang secara kaku menetapkan kriteria berdasarkan indikator TA.