Liberating an EFL teacher as an activist teacher professional identity in MA TESOL classrooms

Abstract

This study introduces a new model of practitioner research to develop an activist teacher professional identity for student-teachers and to enhance their understanding of the theory and practice of continuous professional development (CPD). The participants were ten female student-teachers enrolled in an MA program for Teaching English to Speakers of Other Languages (TESOL) at a university in Saudi Arabia. In this intervention, student-teachers constructed their version of CPD. Then they subsequently reflected on their definition of CPD and the factors contributing to its success. Qualitative research methods were used to collect data, including document analysis and individual structured interviews. The study sought to discover how the enquiry intervention improved student-teachers’ grasp of CPD theory and practice and contributed to the construction of their activist teacher professional identity. The findings may encourage the development and implementation of new forms of practitioner enquiry in MA programs to support the construction of different notions of professional identity found in the literature.

Teacher Education. A Black Student-Teacher’s Narrative About Black Identity

“…Identity is a popular term in TE (e.g., Balbontín Alvarado & Muñoz, 2022;Alzhrani, 2023;Kimsesiz, 2023). However, most of what has been done around this term concerns disciplinary or professional identity (e.g., Salinas & Ayala, 2018), which has meant prioritizing ways of being and thinking from the West and North (e.g., native speakers vs. non-native speakers).…”

Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini

“…Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis konten induktif. Ini dilakukan agar bisa mendeskripsikan terkait respon partisipan memaknai fenomena Continuing Professionalisme Development saat ini [13]. Partisipan yang dilibatkan dalam sampel penelitian adalah seluruh guru PAUD di Kecamatan Koto Besar berjumlah.…”

“…Alasan utama diadakannya Continuing Professionalisme Development pada setiap guru adalah memberikan kesempatan kepada guru menjadi tenaga pendidik yang professional. Selain itu, Continuing Professionalisme Development juga menjadi sebuah alat ukur dalam upaya melihat sejauh mana efektivitas penyampaian hasil belajar siswa pada konteks yang telah ditentukan [13].…”

“…Dengan adanya Continuing Professionalisme Development bisa menjadi pertimbangan secara objektif dalam mengukur terkait sejauh mana seorang partisipan sudah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut yang dapat menjadi bahan evaluasi dari output yang telah dilakukan [21]. Selain itu dengan adanya pengadaan Continuing Professionalisme Development dalam dunia pendidikan merubah tatanan sistem mengajar guru yang menggunakan pendekatan pasif menjadi pendekatan Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, DOI: 10.37985/murhum.v4i2.188 aktif, sehingga guru bisa berlatIh menjadi pusat perhatian yang disenangi peserta didik [13]. Hal lain menjadikan Continuing Professionalisme Development menjadi alternatif yang harus dikembangkan karena berdasarkan beberapa dari hasil penelitian menyebutkan bahwa, guru yang telah menerapkan Continuing Professionalisme Development dalam proses mengajar akan merasa percaya diri serta mampu produktif dengan rekan teman sebaya.…”