The lamellar liquid crystal in water, tetraethyleneglycol dodecylether, and copper nitrate system has been investigated. The results which characterized using optical polarizing microscope and smallangle x-ray diffraction showed the stability of the liquid crystal region was 40% and 65% by weight of surfactant. The interlayer spacing of lamellar liquid crystal, with and without various concentrations of copper nitrate content, remained constant.
Keywords : Lamellar liquid crystal, Tetraethylene glycol dodecylether, Copper nitrate, Optical polarizing microscope, Small-angle x ray diffraction
PENDAHULUANLarutan berair dan tidak berair dari surfaktan [1,2,3,4] akan membentuk fasa kristal cair liotropik yang berbeda sebagai hasil interaksi di antara struktur asosiasi atau aggregasi misel. Fasa ini memiliki sifat yang statis dan dinamis terkait dengan keadaan kristal dan cairan. Pemahaman tentang struktur dan fasa dinamis dari fasa liotropik atau kristal cair adalah amat penting dari segi fandamental dan praktis, terutama berbagai aplikasinya dalam berbagai bidang, seperti detergen [5] , kosmetik [6] farmasi [7,8] , emulsi [9] . Selain itu, diagram fasa dari surfaktan non-ionik polioksietilen menunjukkan suatu rangkaian fasa kristal-cair liotropik yang berbeda [10,11,12] . Jenis struktur kristal cair yang terbentuk tergantung pada kulvatur yang diadopsi oleh interfasa di antara agregat dan pelarut di selilingnya. Fase lamelar, heksagonal dan kubik adalah fase yang umum dalam sistem ini. Fase liotropik lamelar, Lα, muncul pada konsentrasi yang cukup tinggi apabila interfasa cenderung menjadi planar, meskipun surfaktan dengan rantai hidrofobik yang muncul pada konsentrasi rendah. Fasa ini terdiri dari kristal dimensi-satu sederhana tersusun dari lapisan pengganti dari air dan bilayer surfaktan dengan karakteristik polikristal.
METODOLOGIBahan kimia yang dipergunakan tanpa pemurnian lebih lanjut yaitu Macol LA4 (tetraetilglikol dodesileter, dari Mazer Chemicals), sikloheksana (100%, dari J. T. Baker). Asam nitrat (70% ACS certified, Baxter Healthcare Corp., Scientific Product Division) digunakan untuk memperoleh pH air = 1,30, dan Cu(NO)3.2,5H2O dari Fisher Scientific. Air yang digunakan adalah deionisasi dan disuling.Diagram fasa kristal cair lamelar dalam sistem air, surfaktan dan garam tembaga nitrat (Gambar 1) diperoleh dengan mengaduk campuran surfaktan dan larutan tembaga nitrat (0; 8,1; 16,1; 24,2; 32,3; 40,1; 48,4; dan 56,5% w/w). Diagram fasa ditentukan dengan observasi visual menggunakan Optical Polarizing Microscope, dan dikonfirmasikan dengan hasil difraksi dari small-angle x-ray diffraction (Siemens Crystalloflex 4) dengan Tennelec detector system (Model PSD 100).
HASIL DAN PEMBAHASANDiagram fasa kristal cair lamelar dalam sistem air, surfaktan dan garam tembaga nitrat dengan konsentrasi yang tinggi dinyatakan dalam Gambar 1 [13] . Pada gambar terlihat bahwa stabilitas daerah kristal cair lamelar berada pada 40% sampai 65% berat surfaktan.