Klinik RSHS Teratai HIV telah merawat pasien dari September 2004 sampai Desember 2009, sebanyak 2.060 ODHA dan 1290 menerima ARV (63%). Selama periode ini, sebesar 11% (141 orang) kehilangan kontak lebih tinggi dari keseluruhan persentase di Indonesia yaitu 10,7% (Depkes, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hasil yang benar dan faktor hilang tindak lanjut ARV di klinik RSHS Teratai ARV. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dengan 25 pasien HIV / AIDS bawah pengobatan ARV di klinik Teratai RSHS dan mangkir sejak tahun 2009 yang tinggal di daerah Bandung. Informan dipilih secara acak dan dihubungi untuk kunjungan rumah untuk diwawancarai oleh pewawancara yang berpengalaman. Peneliti melakukan wawancara mendalam di rumah pasien sekitar 60 menit. Data direkam oleh pita digital direkam, ditranskrip dan dicetak oleh dua peneliti bidang independen menggunakan analisis tematik.Hasil penelitian ini menunjukkan tujuh tema yang pengetahuan yang tidak benar, optimisme yang tidak realistis, masalah aadministratif, perasaan efek samping negatif, masalah interpersonal, masalah kecanduan, dan kurangnya perawatan diri. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan tindakan pencegahan melalui rincian kontak pasien, meminta pasien persetujuan untuk dihubungi, telepon, kunjungan rumah setelah 3 minggu kehilangan kontak, dan menyarankan pasien untuk mendaftar ke klinik ART lebih dekat dengan rumah mereka , dan mengembangkan sistem reminder untuk mengingatkan pasien untuk mengambil ARV tepat waktu. ABSTRACTTeratai clinic HIV RSHS has treated patients from September 2004 to December 2009, as much as 2060 PLWHA and 1290 receive ARV (63%). Over this period, 11% (141) were lost to follow-up that is higher than overall lost to follow up percentage in Indonesia which is 10.7% (MOH annually report December 2009). The aim of this study was to investigate the true outcomes and factors of lost follow up to ARV. This study used indepth interview method to 25 HIV/AIDS patients under ARV treatment in the Teratai clinic RSHS and lost to follow up since 2009 who lived in Bandung area. Informants were randomly selected and contacted for a home visit to be interviewed by experienced interviewer. The interviewers obtained verbal informed consent and conducted an in depth interview in the patients home. Interview took about 60 minutes. Data were recorded by digital tape recorded, transcribed and scored by two field researchers independently using thematic analysis. The result of this study shows seven themes which are incorrect knowledge, unrealistic optimism, administrative problems, feeling of negative side effect, interpersonal problem, addiction problem, and lack of self-care. Therefore, it is important to develop preventive measure through up-dating patients’ contact details, ask patients consent to be contacted, up date phone contact, home visit after 3 weeks lost of contact, advice patients to register to ART clinic closer to their homes, and develop a reminding system to remind patients to take ARV on time.