Abses paru merupakan rongga berdinding tebal yang mengandung bahan purulen akibat supurasi dan nekrosis pada parenkim paru yang terlibat. Berdasarkan faktor predsposisi, maka abses paru pada anak dapat dibagi menjadi abses paru primer dan sekunder. Penyebab utama terjadinya abses paru primer adalah Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus aureus. Abses sekunder diperberat oleh penyakit paru, misalnya bronkhiektasis, fibrosis kistik, infark paru. Diagnsosis abses paru pada anak ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Dicurigai abses paru apabila terdapat keluhan demam dan batuk, dan adanya tanda-tanda konsolidasi paru. Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk memperkuat diagnosis abses paru meliputi rontgen dada, ultrasonografi, dan computed tomography (CT Scan). Tatalaksana abses paru meliputi tatalaksana umum dan khusus. Tatalaksana umum meliputi pemberian makanan dan cairan yang cukup dan oksigen. Pemberian oksigen dilakukan jika ada gejala sesak nafas. Selanjutnya, tatalaksana khusus meliputi pemberikan antibiotika, drainase dan tindakan operatif (lobektomi). Antibiotik secara inta vena yang tepat direkomendasikan sebagai terapi awal untuk abses paru. Jika tidak ada perbaikan klinis dan radiologis yang bermakna, maka dipertimbangkan dilakukan drainase. Seterusnya, jika dengan drainase juga tidak ada perbaikan, maka langkah terakhir adalak dilakukan lobektomi.