“…Pada sapi fase luteal yang bukan KLP, induksi luteolysis dengan PGF2α subkutan menghasilkan estrus 30,3% (Pfeifer et al, 2018), sedangkan penggunaan PGF2α secara intra muskuler menghasilkan respons birahi bervariasi antara 34,3% (Pfeifer et al, 2018), 70% (Balumbi et al, 2019, 100% (Budiasa dan Pemayun, 2019), dan penggunaan PGF2α secara submucosa vulva dengan estrus 79,8% (Rovani et al, 2012). Waktu munculnya birahi setelah penyuntikan PGF2α intra muskuler juga bervariasi, antara 27-69 jam (Fauzi et al, 2017), 53,28 jam (Balumbi et al, 2019, 62-67 jam (Malik, 2019), 65,60 ± 8,26 jam (Budiasa dan Pemayun, 2019), 69 jam (Berg et al, 2020).…”