Makna Hidup Dibalik Seni Tradisional: Studi Fenomenologi Kebermaknaan Hidup Seniman Sunda

Abstract

Globalization brings positive and negative impacts to the culture, including in Indonesia. One of the negative impacts is the decreasing interests of Indonesians on traditional arts, which may lead to less interests on career as an artist. However, artists in Sanggar Bandungmooi were different. The purpose of this study is to explore the meaning of life of local artists in Sanggar Bandungmooi. The method used is qualitative with phenomenology type. The data was collected using observation and interview. The subjects were two artists, aged 24 and 50 years old. The results show that both subjects have a meaning of life that is beneficial to others. Their meaning of life can help them to determine their life purposes. Both subjects find the meaning of life through their own efforts and the supports from the social environment. They try to anticipate negative consequences and show positive attitudes in facing life conditions.

Capturing The Meaning of Life and Self-Love Among Transgender Women: Unveiling Experiences, Family Impacts, and Struggles in Achieving a Meaningful Life

“…Participants create works by doing good to everyone, with the aim of doing good as a work that can be remembered by other people. This research is in line with previous research by (Priatama et al, 2019), which found that through efforts, activities, or art events, the aim is to find meaning. Moreover, work experience in a certain place is a factor that makes the lives of transgender participants meaningful and significant.…”

Analisis Meaning of Life Orang Yang Sembuh Covid-19

“…Kebermaknaan hidup berupa hal-hal yang ditemukan seseorang dalam hidup yang mempunyai nilai khusus bagi kehidupan individu, dengan adanya nilai khusus, maka makna hidup layak untuk dijadikan tujuan hidup bagi individu tersebut. Oleh sebab itu, makna hidup adalah halhal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang agar layak untuk dijadikan tujuan hidup (Priatama et al, 2019).…”

“…Kepuasan hidup yang lebih besar, lebih bahagia, dan depresi yang rendah dijumpai pada individu yang telah memiliki makna hidup yang kuat (Park et al, 2008). Makna hidup tersebut dapat diperoleh melalui upaya sendiri ataupun hasil memanfaatkan dan memperoleh dukungan dari lingkungan sosial (Priatama et al, 2019). Baik itu kesejahteraan spiritual maupun makna dalam hidup tampaknya menjadi faktor pelindung potensial terhadap tekanan psikologis di akhir kehidupan.…”

Bisakah Angklung menjadi Instrumen Psikoedukatif? Studi Eksploratif pada Pemain Angklung

“…Mengingat bahwa penelitian terdahulu tentang karakteristik personal orang Sunda adalah interdependen dan religius (Ninin, 2015), maka muncul pertanyaan di benak penulis tentang sejauhmana fitur pemain angklung tersebut juga bisa dijelaskan melalui perspektif religiusitas Islam sebagai agama yang mewarnai kebudayaan Sunda, yang terlihat dari ritual adat untuk pernikahan, kelahiran bayi, dan kematian. Penelitian tentang seniman Sunda pun membuktikan hal tersebut (Priatama, Supenawinata, & Hidayat, 2019).…”